Kualitas Udara di Bandung Barat Paling Buruk di Bandung Raya, Begini Penjelasan BMKG

Buruknya kualitas udara di Bandung Barat diketahui dari data indeks kualitas udara (AQI) di aplikasi AirVisual.

Andi Ahmad S
Senin, 18 Juli 2022 | 13:56 WIB
Kualitas Udara di Bandung Barat Paling Buruk di Bandung Raya, Begini Penjelasan BMKG
Ilustrasi Kualitas Udara di Bandung. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Kualitas udara di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tercatat menjadi yang terburuk dibandingkan daerah lainnya di wilayah Bandung Raya, Jawa Barat.

Buruknya kualitas udara di Bandung Barat diketahui dari data indeks kualitas udara (AQI) di aplikasi AirVisual. Berdasarkan pantauan hingga pada Senin (18/7/2022), Ngamprah dan Padalarang tercatat paling tidak sehat dengan skor AQI 157.

Sementara daerah lainnya di Bandung Raya seperti
Kota Cimahi, memiliki AQI 152 sama dengan kawasan Soreang Kabupaten Bandung. Catatan aplikasi ini, Kota Bandung bahkan memiliki AQi lebih rendah yakni 122 di daerah Andir dan Sayati.

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Bandung, Yan Firdaus mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kebenaran kualitas udara tersebut. Sebab, alat pantau udara milik BMKG saat ini hanya berada di Bogor untuk wilayah Jawa Barat.

Baca Juga:Hak Politik Aa Umbara Dicabut, Hengky Kurniawan Berpeluang Besar jadi Bupati Bandung Barat

"Laporan dari sana kalau dilihat dari variabel NO2, CO, SO2, O3, serta PM10 juga dalam kondisi baik. Nah kalau Bandung Raya gak ada pengukuran secara langsung yang bisa jadi acuan. Selama ini kita masih mengacu dari sana," ungkap Yan saat dihubungi pada Senin (18/7/2022).

Yan menilai sederet aplikasi pemantau kualitas udara yang tersedia di telepon pintar memang bisa jadi acuan awal bagi masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Namun untuk pengambilan kebijakan dan hal-hal lainnya tentu harus mengacu pada data-data ilmiah dan reset lebih lanjut.

"Memang aplikasi bisa jadi acuan awal bagi masyarakat. Karena memang untuk kepastian kualitas udara di Bandung Raya kita masih ada keterbatasan alat," kata Yan.

Diketahui, AirVisual adalah salah satu aplikasi untuk mengukur indeks kualitas udara di suatu tempat. Aplikasi menggunakan parameter yang jadi standar umum dunia dalam menghitung kualitas udara.

Ada enam jenis polutan di udara yang menentukan kualitas udara di suatu tempat. Yakni PM2.5, PM10, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan gas ozon. Dari perhitungan polutan tersebut, menghasilkan skor dari skala 0-500 sebagai standar penilaian kualitas udara.

Baca Juga:Penjelasan Ilmiah, Gorontalo Sering Hujan Saat Musim Kemarau

Data yang jadi sumber perhitungan AirVisual dihasilkan dari alat pendeteksi atau stasiun pemantau polutan udara milik perusahaan sendiri, pemerintah setempat, kontributor dari komunitas tertentu, dan sebagainya.

Dengan kualitas udara seperti ini, warga direkomendasikan menghindari aktivitas outdoor, menutup jendela agar udara luar tidak masuk, memakai masker, dan disarankan memakai alat penyaring udara.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini