SuaraJabar.id - Ancaman gempa bumi dengan kekuatan cukup besar bisa terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) akibat dari Sesar Lembang dan juga Sesar Cimandiri yakni segmen patahan Rajamandala.
Menurut Pusat Riset Kebencanaan Geologi pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memetakan panjang Sesar Cimandiri mencapai 100 kilometer.
Panjang Sesar Cimandiri itu membantang dari kawasan Padalarang Bandung Barat hingga Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi.
Sesar Cimandiri dibagi menjadi tiga segmen dengan potensi gempa besar bermacam-macam.
Segmen pertama yakni Cimandiri di daerah Sukabumi dengan potensi gempa 6,7 magnitudo, segmen kedua yakni Cibeber di Kabupaten Cianjur dengan potensi gempa 6,5 magnitudo, dan terakhir segmen Sesar Rajamandala dengan potensi gempa 6,6 magnitudo.
Untuk upaya mitigasi bencana akibat Sesar Cimandiri, peneliti dari BRIN meminta pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan izin bangunan di area lintasan sesar segmen Rajamandala, meliputi Kecamatan Cipatat dan Padalarang.
"Kita rekomendasikan kepada pemerintah daerah setempat membuat desa tangguh bencana, memperkuat bangunan tahan gempa, serta memperketat izin bangunan. Jangan sampai melewati atau berada tepat di atas Sesar Cimandiri," kata Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa mengutip dari AyoBandung--jaringan Suara.com
Jika dibanding Sesar Lembang, Sesar Cimandiri justru lebih rendah area terbangunnya. Kondisi itu bisa jadi modal bagi pemerintah untuk sedari dini memperketat izin bangunan.
"Kalau dilihat sepanjang sesar Lembang, area yang dilewati hampir seluruhnya merupakan kawasan terbangun, tapi untuk sesar Cimandiri kawasan terbangunnya gak banyak. Jadi, bisa diantisipasi dari sekarang kalau udah tahu jalurnya, jangan ada izin untuk membangun di sana," tambahnya.
Baca Juga:Kota Bandung Disebut Beruntung Meski Dekat dengan Sesar Lembang, Ini Alasannya