SuaraJabar.id - Sebuah aksi pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan di halaman kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di Jalan Sisimangaraja, Kota Medan, Sumatera Utara tengah menjadi buah bibir.
Pasalnya terlihat sekelompok remaja laki-laki yang tak segan melakukan aksi kekerasan terhadap beberapa remaja laki-laki lain. Yang turut menjadi sorotan, para korbannya kebanyakan terlihat masih mengenakan seragam sekolah.
Dilihat SuaraJabar.id di akun Twitter @Mei2Namaku, tampak sejumlah remaja laki-laki yang tak ragu melayangkan tangan dan kakinya untuk menghajar teman-teman sebayanya. Bahkan di satu kesempatan terlihat ada yang sampai melayangkan pukulan dengan alas kakinya.
Tampak beberapa anak laki-laki berseragam sekolah berlari tunggang-langgang, hingga ada yang melompati pagar dan berlari di atas rumput halaman kampus.
Baca Juga:Viral! Wanita Bermobil Mewah Curi Coklat di Minimarket, Tagar Coklat Sontak Menggema di Twitter
Namun beberapa di antaranya tidak selamat dan tetap berakhir menjadi bulan-bulanan remaja yang seperti kesetanan tersebut.
"Aksi pengeroyokan dan penganiayaan terjadi di halaman parkir kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)," tutur @Mei2Namaku menggambarkan peristiwa horor yang terjadi, seperti dikutip pada Senin (15/8/2022).
Mirisnya lagi, aksi pengeroyokan ini rupanya bermula dari hal yang cukup sepele. "(Dipicu) dendam gegara main bola, saling senggol gak terima," kata @Mei2Namaku melanjutkan.
Video tersebut memperlihatkan dengan jelas suasana horor yang terjadi. Meski sudah berusaha dipisahkan, bahkan ada emak-emak juga yang sampai turun tangan berusaha melerai, tetap saja remaja berseragam sekolah itu dihajar.
Sementara mengutip akun Instagram @kabarnegri, terungkap insiden ini terjadi pada Jumat (12/8/2022) sore. Orang tua salah satu korban menyebut pengeroyokan terjadi anaknya bermain sepak bola di lapangan kampus UISU.
Permainan berjalan seperti biasa, sampai terjadi aksi senggol-menyenggol kaki secara tidak sengaja. Tak disangka, hal ini membuat anaknya dan teman-temannya dikejar.
Bahkan penyerangan tidak berhenti sampai di situ, meski korban sudah meminta maaf. Sebab sejumlah remaja pelaku pengeroyokan itu kembali menunggu di depan sekolah korban pada Sabtu (13/8/2022).
Penganiayaan dan pengeroyokan ini tentu ikut membuat publik naik darah. Warganet mendesak orang tua korban untuk tidak menerima permintaan maaf maupun permohonan damai pelaku.
"Terimakasih atas informasinya, akan kami tindaklanjuti, mohon doa dan dukungannya terimakasih," kata Polrestabes Medan.
"Kalo aku jadi orang tua yang dikeroyok, ogah damai titik," komentar warganet.
"Yuk daftar di smack down heyy para remaja yang sok hebat dengan amarah nya," ujar warganet.
"Kok gregetan yaa tolong dong Jangan di selesai kan secara keluarga karena kan bukan keluarga juga. Proses Hukum yang berlaku aja," tutur warganet.
"Inilah bibit yang akan menghancurkan dunia olahraga.. kalo nggak mau bersengolan dengan alasan apapun mending tidur aja," imbuh warganet lain.
"Mau jadi apa bocah.. bocah.. Nampak sekali arogan, kalo mau gulat ya di Ring.. bukan kaya gini caranya," timpal yang lainnya.