SuaraJabar.id - Sejauh ini, masyarakat tampaknya masih satu suara mengenai perkembangan kasus penembakan Brigadir J. Publik beramai-ramai memberikan celaan terhadap Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri yang telah dinyatakan sebagai tersangka.
Meski begitu, rupanya masih ada seseorang yang memberikan dukungannya untuk Sambo. Yakni pria bernama Akbar Endra yang terang-terangan menyebut Sambo sebagai pahlawan.
"Ferdy Sambo, Lelaki Penegak Siri Na Pacce," begitulah tulisan yang tertera di video yang diunggah ulang oleh akun Instagram @banjarnahor, dikutip SuaraJabar.id pada Minggu (28/8/2022).
"Akbar Endra: Ferdy Sambo adalah Pahlawan Siri na Pacce," sambungnya lagi, kemudian menyampaikan alasan di balik pernyataannya tersebut.
Rupanya Akbar Endra mengaitkan sikap Sambo tersebut dengan sikap para lelaki suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. "Menegakkan budaya Siri na Pacce kadang berisiko. Harga diri dibayar dengan nyawa," tuturnya.
"Apa yang dilakukan Ferdy Sambo ialah menegakkan Siri na Pacce," sambungnya lagi. Ia mengaitkan hal ini dengan pengakuan Sambo soal adanya tindak pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
"Dia menjaga kehormatan keluarganya, menjaga kehormatan istrinya. Persoalan ini, pangkat jenderal di pundaknya pun lenyap, tak ia peduli. Yang harus ditegakkannya adalah kehormatan," tegasnya menambahkan.
Pengertian Siri na Pacce
Siri na Pacce sendiri merupakan falsafah hidup yang dipegang khususnya oleh masyarakat suku Bugis-Makassar. Nilai ini adalah salah satu faktor pendukung untuk mempertahankan solidaritas kemanusiaan antarmasyarakat.
Siri menjadi pengekang agar orang Bugis-Makassar tidak melakukan tindakan persekusi yang dilarang kaidah adat. Sementara Pacce bermakna perasaan hati yang sedih dan pilu bila sesama warga, keluarga, atau sahabat ditimpa kemalangan.
Perasaan inilah yang diharapkan mampu mendorong terciptanya solidaritas untuk mereka yang kemalangan. Solidaritas ini juga menjadi sumber moral untuk membentuk tatanan sosial yang solid.
Pendapat Akbar Endra Tuai Kritikan Publik
Pencatutan Siri na Pacce jelas mendapat banyak kecaman, tidak terkecuali dari @banjarnahor. "Apapun suku dan agamanya pasti diajarkan tentang larangan membunuh," tegasnya sekaligus menampik pendapat Akbar Endra soal penegakan Siri na Pacce.
Menurutnya, kebudayaan Siri na Pacce semestinya malah membuat kesetiakawanan setiap orang semakin tinggi alih-alih berujung pembunuhan.
"Dengan adanya budaya Siri na Pacce, harusnya keterikatan antar sesama dan kesetiakawanan menjadi lebih kuat bukan malah membunuh Pak," terang @banjarnahor.
"Oleh karena itu, jika seseorang tidak menanamkan budaya Siri na Pacce ini sebagai jati dirinya, maka bisa jadi orang tersebut tidak memiliki kehormatan dan tidak berperikemanusiaan," lanjutnya.
Ia lantas membandingkan kebudayaan Siri na Pacce dengan tradisi Marsiadapari yang dipegang teguh suku Batak. Karena itulah masyarakat Batak bergerilya untuk meringankan beban korban, termasuk sosok Kamaruddin Simanjuntak yang membela Brigadir J habis-habisan.
"Buat Pak Akbar Endra, jangan jadikan budaya sebagai alasan untuk membenarkan suatu perbuatan yang salah dan keji," pungkas @banjarnahor.
Tanggapan Warganet
Senada dengan @banjarnahor, warganet juga menyayangkan penggunaan kebudayaan untuk membenarkan perbuatan kriminal yang dilakukan Ferdy Sambo.
"Betul sekali.. karena dalam agama apapun itu ada larangan untuk membunuh sesama manusia apapun alasannya," komentar warganet.
"Setuju bang,, jadi jangan sampai kita menafsirkan kata tersebut jadi pembenaran terhadap kasus ini," imbuh warganet lain.
"Oh begitu pahlawan ? .. semua yang menghilangkan nyawa orang lain itu kejahatan besar .. lalu kalo mau menegakan kehormatan tidak perlu direkayasa di tutupin-tutupin dan mengorbankan anak buah nya sendiri konsekwen dengan perbuatan nya sendiri," timpal yang lainnya.