Harga Pertalite di Daerah Pangandaran Ini Tembus Rp 14 Ribu per Liter, Ini Penyebabnya

"Bagaimana tidak menjerit kami para petani, kami harus membeli BBM dengan Harga mahal, sementara hasil produksi kami ancur, keluhnya.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 06 September 2022 | 09:45 WIB
Harga Pertalite di Daerah Pangandaran Ini Tembus Rp 14 Ribu per Liter, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI - Antrean konsumen Pertalite di sebuah SPBU. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]

SuaraJabar.id - Warga Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat harus membeli bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite yang dijual eceran dengan harga yang cukup mahal, yakni Rp 14 ribu per liter.

Jauhnya jarak ke SPBU membuat warga tak memiliki pilihan lain dan terpaksa membeli Pertalite eceran dengan harga Rp 14 ribu per liter itu.

Pemerintah sendiri sejak Sabtu (3/9/2022) kemarin telah menaikan harga Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter. Keputusan itu dirasa berat oleh para petani di Langkaplancar.

“Apalagi saat ini harga Pertalite di SPBU Rp 10.000 maka harga Pertalite eceran di sini mencapai Rp. 13.500 sampai Rp. 14.000 per liter. Sedangkan untuk Pertamax mencapai Rp 17 ribu,” katanya, Senin (5/9/2022).

Baca Juga:Harga BBM di Bali Naik, Cok Ace Ajak Sabar Dan Gunakan Transportasi Publik

Menurut Adis, jarak dari Langkaplancar ke SPBU terdekat sekitar 35 kilometer.

“Jadi terpaksa kami membeli Pertalite eceran dengan harga yang lebih mahal dari harga yang pemerintah tentukan,” katanya.

Adis menegaskan, kenaikan BBM sangat merepotkan petani, apalagi harga komoditas pertanian saat ini sedang terpuruk.

“Mungkin untuk kami para petani tidak akan terlalu berpengaruh jika harga hasil panen kami ikut naik, namun saat ini justru sebaliknya. Bagaimana tidak menjerit kami para petani, kami harus membeli BBM dengan Harga mahal, sementara hasil produksi kami ancur,” katanya.

Adis berharap pemerintah memikirkan nasib petani agar harga hasil pertanian stabil setara dengan kenaikan harga BBM.

Baca Juga:Harga BBM Naik, Driver Ojol Pekanbaru: Jangan Bunuh Kami Secara Perlahan

“Saya berharap pemerintah memikirkan nasib kami para petani agar harga hasil produksi para petani stabil atau setara dengan kenaikan harga BBM. Agar nasib kami para petani dan para buruh tani sedikit terbantu,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini