Muchdi Purwoprandjono lahir di Sleman, Yogyakarta pada 15 April 1949. Ia adalah lulusan Akabri angkatan 1970.
Lulus dari Akabri 1970, Muchdi PR kemudian tercatat pernah mengenyam pendidikan di Pusat Pendidikan Infanteri, Sesarcab Infanteri.
Tempat ini merupakan lembah kawah candra dimuka bagi prajurit Infanteri TNI Angkatan Darat, Pusdikif berada di bawah jajaran, Kodiklat TNI AD. dan bermarkas di Jl. Cisokan No.2, Sukamaju, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat.
Pada 1979 hingga 1988, Muchdi PR tercatat menjadi Komandan di Kompi Karya Yudha. Sebagai anggota Kopassus, Muchdi PR sempat juga ditugaskan sebagai Komandan Kodim 1701/Jayapura.
Baca Juga:Disebut Bjorka Sebagai Sosok Pembunuh Munir, Ini Profil Lengkap Muchdi PR
Saat pecah gerakan Reformasi 1998, Muchdi PR menjabat sebagai Pangdam VI/Tanjung Pura. Ia kemudian diangkat menjadi Danjen Kopassus menggantikan Prabowo Subianto.
Hanya satu tahun Muchdi PR jadi Danjen Kopassus. Pada 1999, ia kemudian digeser menjadi Pati di Mabes TNI.
Pada 2001, suami dari Puji Astuti itu disebut menjabat sebagai Deputi V Badan Intelejen Negara (BIN).
Saat Munir wafat karena diracun saat terbang ke Belanda, Muchdi PR masih bekerja sebagai BIN. Namanya pun kemudian dikaitkan dengan kasus pembunuhan Munir.
Mengutip dari laporan Kontras, Muchdi sempat diadili pada 2008, tetapi dinyatakan tidak bersalah dan para aktivis menyatakan bahwa proses peradilan berjalan tidak adil.
Baca Juga:Bjorka Bikin Geger Lagi, Kini Sebut Muchdi PR Dalang Pembunuh Aktivis Munir
Selain itu, Laporan Tim Independen Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir (TPF) pada 2005, yang dibentuk oleh pemerintah, diabaikan oleh pemerintah dan tidak pernah dipublikasikan.