Dalam keterangan persnya, AGRA Jabar menyebut Kepolisian dan dibantu TNI membubarkan semua massa Arema yang turun ke lapangan secara paksa dengan pukulan pentungan, tendangan dan tindak kekerasan lainnya.
Situasi di dalam stadion semakin kacau dan tak terkendali. Terlebih, setelah pihak kepolisian menembakkan gas air mata di dalam stadion.
Celakanya, asap gas air mata yang ditembakkan tidak hanya mengarah kepada suporter yang turun ke lapangan, tetapi mengarah ke semua tribun penonton yang berimbas pada kepanikan luar biasa dan seketika semua suporter berlarian menuju pintu keluar.
"Para suporter sudah tidak memandang Arema atau Persebaya, karena yang ada dalam pikiran kolektif mereka adalah menyelamatkan diri dari kepungan asap aparat yang sudah memenuhi stadion. Mereka Berdesakan, bertumpukan, di tengah kepulan asap gas yang perlahan menghentikan pernapasan," tulis AGRA Jabar dalam keterangan pers yang diterima Minggu (2/10/2022).
Baca Juga:Tragedi Kanjuruhan Jadi Pertandingan Sepak Bola Paling Mematikan Kedua di Dunia
Atas aksi brutal aparat itu, AGRA Jabar mengusut agar tragedi Kanjuruhan tersebut diusut tuntas.
"Kami tidak hanya berbelasungkawa dan menyayangkan atas beratus nyawa hilang sia-sia dalam tragedi Kanjuruhan, akan tetapi kami juga mengutuk tindakan brutal dan menjurus aksi premanisme kepolisian hingga kerusuhan makin meluas dan tidak terhindarkan sebagai imbas dari ketidak-becusan aparat gabungan kepolisian menangani masalah," tegas AGRA Jabar.
Adapun tuntutan yang di sampaikan AGRA Jabar adalah:
- Menuntut Pemerintah Jokowi untuk bertanggung jawab atas seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun korban luka! Mendesak pemerintah Joko Widodo untuk menangkap dan mengadili semua pihak yang terlibat dalam tragedi nasional Kanjuruhan!
- Menuntut pemerintah Jokowi untuk menjamin keamanan dan keselamatan seluruh suporter bola, tim, offisial, dan semua stakeholder sepak bola Indonesia!
Baca Juga:Ketum PAN Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan, Kecam Penggunaan Gas Air Mata