Gara-gara Mertua, Mahasiswa di Bandung Barat Diciduk Polisi Usai Beli iPhone 11

"Uang tersebut dari mertuanya sekarang jadi DPO sekarang inisial S," kata polisi terkait pembelian iPhone 11 pakai uang palsu itu.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 02 November 2022 | 14:50 WIB
Gara-gara Mertua, Mahasiswa di Bandung Barat Diciduk Polisi Usai Beli iPhone 11
Polisi melakukan ekspose pengungkapan jaringan peredaran uang palsu yang melibatkan seorang mahasiswa asal Kota Bandung. Tersangka menggunakan modus membeli handphone iPhone 11. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Seorang mahasiswa asal Kota Bandung berinisial ERA (27) dibekuk Unit Reskrim Polsek Cikalongwetan. Dia menjadi tersangka peredaran uang palsu di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan modus membeli ponsel.

"Betul kita sudah amankan pelaku yang memiliki dan mengedarkan uang palsu berinisial ER," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi, AKP Rizka Fadila kepada wartawan di Mapolres Cimahi pada Rabu (2/11/2022).

Kasus peredaran uang palsu itu terbongkar setelah korban yang diketahui bernama Monika Amelia (17) warga Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat melaporkan kejadian yang dialaminya.

Ketika itu ia menjual handphone jenis iPhone 11 miliknya lewat media sosial dan dimintai oleh tersangka. Keduanya pun menyepakati untuk melakukan transaksi Cash On Delivery (COD) dan bertemu di sekitar Desa Cirende, Kecamatan Cikalongwetan, Bandung Barat.

Baca Juga:Dugaan Kasus Sodomi Mahasiswa di Asrama, Kampus UIR Periksa Sejumlah Saksi

Terjadilah transaksi dimana korban menjual ponsel miliknya seharga Rp 5.800.000 kepada korban. Namun saat dalam perjalanana pulang, korban mengecek kembali uang yang diterimanya yang dan ternyata ada perbedaan dengan uang asli.

"Modusnya pelaku itu tahu bahwa uangnya palsu namun sengaja mengedarkan dengan cara dia membeli HP yang dipasarkan di medsos dan janjian ketemu. Dia membeli HP dengan uang yang diduga palsu," ungkap Rizka.

Setelah itu, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. Hingga akhirnya tersangka ERA pun ditangkap karena terbukti mengedarkan uang palsu pecahan Rp 100.000.

"Kita sudah lakukan pemeriksaan dan meminta keterangan dari ahli, uang itu tidak asli," tegasnya.

Kanit Reskrim Polsek Cikalongwetan Iptu Mukti menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan uang palsu tersebut didapat dari didapatkan tersangka dari mertuanya berinisial S yang masih dikejar pihaknya.

Baca Juga:Wakil Rektor Unhas: Pengunduran Diri 7 Profesor Masalah Internal Program Studi Manajemen

"Uang tersebut dari mertuanya sekarang jadi DPO sekarang inisial S. Pengakuannya baru sekali mengedarkan," ujarnya.

Atas perbuatannya membeli iPhone 11 menggunakan uang palsu, tersangka dijerat Pasal 36 Ayat 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Dia terancam hukuman makdimal 15 tahun penjara.

Jangan Sampai Jadi Korban, Begini Cara Deteksi Uang Palsu

Dikutip dari Antara, untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang palsu, Bank Indonesia atau BI  sudah beberapa tahun ini memperkenalkan cara yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah, yaitu dengan cara 3D yaitu, dilihat, diraba dan diterawang.

Dilihat, lihatlah uang yang anda miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patah-patah, atau masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna, corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut.

Uang-uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar-benar asli.

Diraba, usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum.

Diterawang, langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak.

Belakangan BI juga menambahkan beberapa fitur pengamanan keaslian uang untuk dapat dilihat di lampu ultra violet yang harganya terjangkau oleh masyarakat

Dalam buku panduan ciri-ciri keaslian uang rupiah yang dikeluarkan BI, dijelaskan ada delapan tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari upaya pemalsuan.

Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur pengaman yang tertanam pada bahan uang dan teknik cetak yang digunakan, yaitu :


1. Tanda Air (Watermark) dan "Electrotype"
Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya.

2. Benang Pengaman (Security Thread)
Ditanam di tengah ketebalan kertas atau terlihat seperti dianyam sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dapat dibuat tidak memendar maupun memendar di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.

3. Cetak Intaglio
Cetakan yang terasa kasar apabila diraba.

4. Gambar Saling Isi (Rectoverso)
Pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilkan cetakan pada bagian muka dan belakang beradu tepat dan saling mengisi jika diterawangkan ke arah cahaya.

5. Tinta Berubah Warna (Optical Variable Ink)
Hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

6. Tulisan Mikro (Micro Text)
Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan kaca pembesar.

7. Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink)
Hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet.

8. Gambar Tersembunyi (Latent Image)
Teknik cetak dimana terdapat tulisan tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.

Dengan delapan tanda-tanda tersebut, sebenarnya sangat mudah bagi masyarakat dengan mudah menentukan apakah uang yang dipegangnya asli atau tidak tanpa menggunakan alat apapun, cukup dengan 3D, dilihat, diraba dan diterawang.

Namun, memang tidak semua masyarakat mengetahui dan memahami tanda-tanda keamanan yang sudah dibuat oleh BI ini, apalagi biasanya sang penjahat juga mencari kesempatan yang aman untuk mengedarkan uang palsunya seperti di malam hari di warung yang agak gelap atau saat warung sedang ramai pembeli.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini