SuaraJabar.id - umber Daya Manusia (SDM) masih menjadi salah satu tantangan dalam menghadap era digital 4.0. Berbagai upaya terus dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia industri di era digital.
Halnya yang dilakukan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), untuk mehasilkan lulusan yang mumpuni, pihak UPI melakukan kerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat. Penandatangan nota kesepahaman (MoU) dilakukan diGedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi UPI Bandung 40154, pada Jumat (28/10/ 2022).
Wakil Ketua Bidang Diklat, Litbang, Produktivitas, K3 dan Sertifikasi DPP Apindo Jabar, Rosa Haryani Setiawati mengatakan, kolaborasi ini menjadi solusi dalam mengatasi kesenjangan antara industry dan ketersediaan sumber daya.
“Momentum untuk mencetak sumber daya unggul di era 4.0 melalui penyelenggaraan Kampus Merdeka Merdeka Belajar sangatlah penting,” ucapnya.
Baca Juga:Uu Ruzhanul Ulum Apresiasi Capaian Pemda Kabupaten Purwakarta
Menurut Rosa, penyusunan kurikulum yang melibatkan dunia industri dan mitra sangat penting artinya dalam mengatasi kesenjangan kebutuhan antara pasar kerja atau industri dengan ketersediaan sumber daya.
“Saya berharap, penyusunan kurikulum baru tersebut tidak tidak hanya berorientasi mencetak lulusan siap kerja dengan hard skill-nya, tapi juga siap berwirausaha atau mampu memasuki dunia usaha melalui penguatan soft skill,” kata Rosa.
“Melalui kurikulum ini kita ingin membangun sikap mental dan karakter mahasiswa/wi melalui pendekatan nilai-nilai spirit, teamwork, disiplin, kerja keras, kreatif, komunikatif, dan bertanggung jawab sebagai bagian dari penguatan soft skill, bekal penting untuk sukses di dunia usaha dan dunia industry,” imbuhnya.
Rosa menegaskan bahwa “Link and match” adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja, sesuai perkembangan industri dan usaha.
“Link and match” adalah upaya relevansi antara kompetensi yang wajib dimiliki dengan kebutuhan dunia usaha di R.40, yang dalam orientasinya diwujudkan tidak hanya dalam pemahaman sebuah knowledge namun bagaimana kesiapan mentaldalam beradaptasi. bukan hanya hard skill namun soft skill tak kalah penting,” tuturnya.
Baca Juga:Atalia Praratya Kamil Apresiasi Keberadaan Posyandu Multifungsi Rancamaya
Karenanya menurut Rosa, dibutuhkan sinergis dan kolaborasi antara dunia usaha dengan institusi pendidikan dalam menyiapkan tenaga pengajar dan mahasiswa nya. Praktisi mengajar, dosen magang dan penyelarasan kurikulum adalah
strategi link and match.
“Pentingnya membangun mindset kemandirian mahasiswa/wiatau cuture set kemandirian di lingkungan pendidikan. Sebab, ketika mahasiswa/wi masuk ke dunia kerja ataupun dunia wirausaha, mereka akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang tidak ringan,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Keuangan Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia UPI, Adang Suherman mengakan kolaborasi ini sangat sesuai dengan arah kebijakan universitas maupun pemerintah.
“Kolaborasi yang dilakukan antara IKA UPI dengan Apindo Jabar sudah sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” ucap Adang.
“Memang itu juga harapan pemerintah dengan MBKM. Ingin lulusan layak dan bermartabat. Agar layak dan bermartabat itu, mahasiswa harus diperkenalkan dengan industri, dunia usaha, dan dunia kerja (Iduka). Itu sudah difasilitasi. Magang dua semester itu salah satu cara agar mahasiswa mengenal dunia luar,” tambahnya.
Menurut Adang, praktisi berkegiatan di kampus melalui program Praktisi Mengajar tidak kalah pentingnya. Dengan menghadirkan praktisi, mahasiswa bisa mengetahui apa yang terjadi di luar kampus. Secara kelembagaan, UPI sangat menunggu masukan dari luar untuk pengembangan universitas ke depan.
- 1
- 2