Kisah Puluhan Anak-anak di Bandung Barat Menimba Ilmu di Gubuk Nyaris Roboh

Mereka yang mayoritas duduk di sekolah jenjang pendidikan anak usia dini hingga sekolah dasar itu mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB setiap harinya.

Andi Ahmad S
Kamis, 10 November 2022 | 16:35 WIB
Kisah Puluhan Anak-anak di Bandung Barat Menimba Ilmu di Gubuk Nyaris Roboh
Madrasah Darul Amanah Jalan Pamoyanan, RT 04/13 Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [Suara.com/Ferry Bangkit]

SuaraJabar.id - Lantunan ayat suci Al-Quran dan salawat terdengar dari sebuah bangunan usang di Jalan Pamoyanan, RT 04/13 Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Suara itu bersumber dari puluhan anak-anak yang sedang mengaji di Madrasah Darul Amanah. Mereka begitu semangat dan bahagia meski kondisi bangunan tempat mereka menimba ilmu sangat memprihatinkan.

Mereka yang mayoritas duduk di sekolah jenjang pendidikan anak usia dini hingga sekolah dasar itu mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB setiap harinya.

Jam yang sudah ditentukan setiap harinya untuk mengaji. Untuk menuju ke madrasah, mereka harus melewati jalan setapak dan melewati kebun warga.

Baca Juga:Tanaman Hias Asal Bandung Barat Tembus Pasar Internasional

Setibanya di Darul Amanah, mereka selalu disambut seorang pemuda bernama Dede Hidayat (25). Ia adalah guru ngaji lulusan Universitas Gunung Dijati (UIN) Bandung yang dengan sukarela membagikan ilmunya kepada anak-anak.

Pandu Pratama (10) salah seorang anak pun bercerita pengalamannya dari awal hingga saat ini mengaji di tempat tersebut. Semula ia dianak temannya yang sudah dulu mengaji di sana.

"Dari 2021 udah ngaji di sini, diajak temen," tutur Pandu kepada Suara.com pada Kamis (10/11/2022).

Rasa haru dan prihatin bercampur melihat antusias anak-anak di kampung itu dalam mempelajari agama Islam. Namun dibalik keceriaan mereka, ada sedikit resah melihat kondisi bangunannya yang sangat memprihatinkan.

Gubuk tua yang sudah lapuk rapuh itu dulunya rumah tinggal namun tidak digunakan lagi sejak pemiliknya meninggal dunia. Bangunannya terbuat dari perpaduan tembok, kayu dan bilik bambu.

Baca Juga:Jelang Operasi Pemisahan Tubuh Kembar Siam di Bandung Barat, Tim Dokter Bedah RSHS Bandung Ungkap Kondisi Bayi

Pada bagian dinding yang terbuat dari tembok dan bilik bambu terlihat sudah jebol di beberapa bagian. Sementara ada bagian atap yang sudah bolong. Jika hujan, mereka pun sudah menyiapkan sejumlah ember untuk menampung air agar tidak membahasi alas duduk yang sudah lusuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak