SuaraJabar.id - Gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5.6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu menyita perhatian sejumlah media asing. Mereka menggambarkan gempa bumi yang menggoncang Cianjur dan dirasakan hingga Bandung dan Jakarta itu sebagai gempa bumi yang dahsyat.
Diketahui, gempa Cianjur menyebabkan banyak korban jiwa yang didominasi oleh anak-anak. Sejumlah warga juga masih dilaporkan hilang usai terjadinya gempa.
Media internasional ikut menyoroti bencana alam yang menggunjang Pulau Jawa bagian barat itu --sekitar 96 kilometer jauhnya dari ibu kota Jakarta.
The New York Times menulis artikel dengan judul "Gempa Dahsyat Menewaskan Sedikitnya 162 Orang di Indonesia, Korban Jiwa Diperkirakan Meningkat".
Surat kabar Amerika Serikat itu melihat proses regu penyelamat yang berupaya menemukan orang-orang yang terjebak dalam puing-puing reruntuhan bangunan sebuah rumah sakit utama kota tersebut.
The New York Times, mengutip seorang pejabat pemerintah di Cianjur, menjelaskan upaya tersebut terhambat karena rumah sakit rusak parah dan listrik padam.
"Ini luar biasa," kata Herman Suherman, menambahkan bahwa banyak orang, yang tidak dapat mencapai rumah sakit utama, dirawat di mana pun mereka terluka.
Ia juga menerangkan bahwa rumah sakit sangat membutuhkan lebih banyak dokter untuk mengobati luka yang membanjir dan untuk memulihkan tenaga.
Sementara itu, dalam artikel berjudul "Gempa bumi Indonesia: tim penyelamat mencari korban selamat yang terjebak di reruntuhan," The Guardian melaporkan upaya tim penyelamat mengevakuasi orang-orang yang masih terperangkap dalam reruntuhan setelah gempa.
Baca Juga:BMKG Imbau Masyarakat di Cianjur Waspada Banjir dan Longsor Pasca Gempa!
Situasi di luar area evakuasi, tulis The Guardian, seperti tenda darurat dan trotoar, dibanjiri korban.
Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan pihaknya membuka kesempatan bagi warga yang ingin mengetahui kondisi keluarganya yang menjadi korban gempa Cianjur.
"Apabila ada masyarakat yang keluarganya ingin tahu kondisi yang terkena gempa, kalau yang jauh dari Cianjur bisa menghubungi call center 117 untuk BNPB, 115 untuk Basarnas," kata Suharyanto dalam konferensi pers yang digelar di Pendopo Cianjur, Selasa (22/11/2022) pagi.
Ia mengatakan, call center tersebut langsung terhubung dengan posko yang ada di Cianjur.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa korban gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5.6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022) siang bisa terus bertambah seiring terus dilakukannya proses evakuasi.
Pada Senin malam sendiri, Ridwan Kamil menyebut ada 162 orang warga yang meninggal dunia akibat gempa Cianjur. Menurutnya, mayoritas korban meninggal adalah anak-anak.
"Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak. Kita sangat prihatin juga karena peristiwa terjadi saat anak-anak masih di madrasah, sekolah umum, melanjutkan pelajaran di madrasah," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers bersama Bupati Cianjur, Herman Suherman yang diikuti secara daring pada Senin malam.
Ridwan Kamil menuturkan, jumlah korban dimungkinkan masih berpotensi bertambah seiring dengan berjalannya proses evakuasi.
Ia mencontohkan, ada informasi lima kendaraan roda empat yang tertimbun tanah longsor ketika gempa Cianjur terjadi. Ia belum mengetahui apakah kendaraan itu sudah dievakuasi dan ada korban atau tidak.
"Ada sekitar lima mobil yang terperangkap, laporan belum masuk apakah sudah terevakuasi atau atau tidak," jelasnya.
"Di beberapa titik lokasi karena cuaca, gelap, lampu mati, akses terputus diduga masih ada warga-warga yang hilang terperangkap oleh longsor sehingga kami menduga kelihatannya jumlah korban akan terus bertambah dalam hitungan waktu pada saat nanti kita melakukan tindakan evakuasi," lanjut Ridwan Kamil.