SuaraJabar.id - Seorang perempuan asal Kabupaten Garut bernama Siti Fatimah dinyatakan meninggal akibat kecelakaan laut pada 2021 lalu. Namun kekinian keluarga Siti syok lantaran mendapat kabar dari polisi bahwa keluarga mereka didyga melakukan salah satu korban pembunuhan berantai atau serial killer Wowon cs.
Keluarga Siti di Kampung Sawah Gunung Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng pun telah mempersilahkan penyidik kepolisian membongkar makam almarhum Siti Fatimah untuk proses otopsi jenazah.
Siti Fatimah dinyatakan polisi merupakan salah satu korban pembunuhan berantai yang dilakukan trio pelaku Wowon, Dede dan Solihin.
Kakak almarhum Siti menceritakan, dirinya sudah diberitahu polisi pada Jumat (20/1/2023) kemarin. Polisi akan membongkar makam almarhum untuk kepentingan identifikasi dan otopsi.
Baca Juga:Detik-detik Penangkapan Pembunuh Berantai Aki Wowon Cs di Cianjur
“Awalnya diberitahu korban kecelakaan laut, itu waktu bulan Februari 2021. Nah, kemarin Pak Kapolsek memberi tahu, bahwa adik saya merupakan satu korban dari sekian banyak korban pembunuhan berencana,” kata Cecep Supriatna, Sabtu (21/1/2023) di kediamannya.
Tak hanya itu, Cecep juga mengaku, mengetahui adiknya terjerat korban penggandaan uang dari para pelaku tersebut.
“Pernah telpon dari adik saya waktu dia masih di Arab Saudi, nah dia kan kirim uang untuk hajatan di kampung, tapi yang transfer itu bukan adik saya, tapi Dede, yang itu salah satu pelaku. Nah tahu Dede itu dari Siti, cerita masalah ikut penggandaan uang,” tambahnya.
Keluarga sempat memberi saran agar korban tak ikut dalam modus penggandaan uang, karena itu semua hanya tipu-tipu.
“Sering saya kasih saran ke almarhum, jangan ikut penggandaan uang, itu penipuan. Waktu itu kan sering komunikasi lewat telepon sama almarhum,” masih kata Cecep.
Baca Juga:Pembunuh Berantai Wowon: Peristri 6 Perempuan, Termasuk Ibu dan Anak, Tiga Dibunuh
Keluarga Siti tak menyangka, korban dibunuh rentetan pelaku. Hal itu karena terakhir komunikasi, Siti sedang berada di pesawat untuk pulang ke tanah air.
“Jadi bulan 9 tahun 2020 kan korban video call sudah ada di pesawat, kata siti mau pulang. Tapi ditunggu-tunggu tak kunjung datang ke kampung. Justru ko malah jadi korban kecelakaan laut, saya juga heran. Itu kan jedanya jauh, video call bulan 9 tahun 2020, nah kecelakaan laut bulan Februari 2021,” tukasnya.
Keluarga sempat mencari keberadaan Siti sebelum dinyatakan meninggal tercebur di laut. “Kan lama gak pulang dari komunikasi di pesawat saat mau pulang. Jadi kita sempat cari-cari, tapi gak ketemu, nah ketemunya pas sudah meninggal,” tutup Cecep.