Lontong Cap Go Meh: Merajut Tradisi Warisan Kuliner Tionghoa dan Nusantara

Lontong cap go meh tidak hanya lezat, tetapi juga sarat dengan makna filosofi.

Syaiful Rachman
Rabu, 29 Januari 2025 | 14:20 WIB
Lontong Cap Go Meh: Merajut Tradisi Warisan Kuliner Tionghoa dan Nusantara
Sajian lengkap ketupat cap go meh. (ANTARA/ Putri Hanifa)

Salah satu lauk yang paling digemari pelanggan adalah sambal goreng petai, dengan aromanya yang khas dan cita rasanya yang kuat menambah kelezatan setiap suapan.

Selain rasanya yang istimewa, kualitas bahan menjadi prioritas utama di tempat tersebut, tentunya dengan menggunakan bahan premium, seperti ayam kampung, telur bebek, hingga cabai kualitas terbaik.

Setiap bahan dipilih dengan teliti untuk memastikan cita rasa tetap terjaga dari tahun ke tahun.

Menjelang perayaan Imlek dan Cap Go Meh, dapur Ketupat Cap Go Meh Gloria mulai sibuk sejak dini hari. Dari pukul lima pagi, para pekerja mulai memasak, memastikan semua bahan sudah siap sebelum pelanggan datang.

Baca Juga:Feng Shui: Ilmu Kuno dan Tantangan di Era Modern

Momen ini menjadi waktu ramai dalam setahun sekali ketika orang-orang berbondong-bondong mencari hidangan khas yang sudah menjadi bagian dari tradisi keluarga mereka.

Bagi banyak orang, menikmati seporsi ketupat lontong cap go meh di akhir rangkaian perayaan Imlek bukan hanya tentang menyantap makanan lezat, tetapi juga tentang merayakan kebersamaan dan mempertahankan warisan budaya.

Seiring berjalannya waktu, warung yang menjual ketupat cap go meh itu tetap setia dengan cita rasanya yang khas, menjadi saksi bisu perubahan zaman, dan terus menjadi bagian dari perayaan Imlek di Jakarta.

[ANTARA]

Baca Juga:Forkopimda Sambangi Tiga Kelenteng, Pemprov Jabar Pastikan Imlek Lancar dan Aman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak