Jangan Sampai Ada Korban Lagi, Dedi Mulyadi Wanti-wanti Katering Program Makan Bergizi Gratis

Namun demikian, Dedi menekankan bahwa evaluasi terkait dengan program MBG termasuk soal katering penyedia makanannya, bukanlah wewenang provinsi

Andi Ahmad S
Jum'at, 25 April 2025 | 22:39 WIB
Jangan Sampai Ada Korban Lagi, Dedi Mulyadi Wanti-wanti Katering Program Makan Bergizi Gratis
Ilustrasi program MBG di Cianjur. [Ist]

"Kami mengupayakan pemulihan trauma agar program pemulihan gizi ini tetap berjalan dengan baik dengan menurunkan tim, sehingga siswa yang sempat menjadi korban keracunan tidak larut dan takut," katanya.

Di daerah setempat, pelaksanaan program MBG masih percobaan dan baru beberapa sekolah menerima program tersebut, sehingga perlu dilakukan evaluasi agar saat resmi dilaksanakan tidak ada kejadian serupa menimpa siswa sebagai penerima manfaat.

"Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam melakukan pemulihan mental siswa korban keracunan, termasuk dalam evaluasi yang akan digelar bersama agar tidak ada kejadian serupa saat program MBG resmi berjalan," katanya.

Puluhan siswa MAN I Cianjur mengaku trauma menyantap menu MBG yang dibagikan ke depan karena sebagian besar mengaku masih mencium bau tidak sedap dari lauk ayam suwir dan tempe yang diduga menjadi penyebab mereka keracunan.

Baca Juga:Miris! Puluhan Ribu Warga Bogor Menganggur, Pusat Pemerintahan Jadi Sorotan

Sejumlah siswa yang kondisi kesehatan terus berangsur membaik setelah pulang dari rumah sakit, menolak tempe dan ayam yang dibuat orang tuanya karena teringat setelah menyantap dua lauk tersebut mereka mengalami pusing, mual, dan muntah.

"Anaknya menolak saat saya hidangkan tempe mendoan dan daging ayam, sambil meminta kedua lauk tersebut dijauhkan, mungkin masih trauma. Saya berharap tidak sampai berlarut karena program MBG kan untuk meningkatkan gizi anak," kata orang tua siswa korban keracunan, Iis.

Kepala MAN 1 Cianjur Erma Sopiah mengatakan keracunan massal yang terjadi beberapa hari lalu menimpa puluhan anak didiknya, membuat sebagian besar siswa trauma, termasuk yang tidak bergejala, karena sempat mencium bau tidak sedap dari lauk dalam paket MBG.

Untuk menghilangkan trauma, pihaknya melakukan berbagai cara, termasuk memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan program peningkatan gizi serta berkomunikasi dengan orang tua agar penyedia program MBG diganti atau tetap yang sama.

"Kami akan melakukan musyawarah dengan orang tua, kalau diganti tentunya harus menjamin hidangan yang diberikan, kalau tidak penyedia yang lama harus memastikan kelaikan makanan sebelum didistribusikan," katanya.

Baca Juga:Kabar Baik Warga Batutulis! Pemkot Bogor Siapkan Jurus Jitu Atasi Jalan Ambles

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini