SuaraJabar.id - Perseteruan antara para pekerja pariwisata Jawa Barat dengan Gubernur Dedi Mulyadi memasuki babak baru yang lebih panas.
Merasa diabaikan dan disindir karena aspirasi mereka hanya ditanggapi lewat video di media sosial, solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB) kini mengancam akan melakukan perlawanan yang lebih masif.
Tak main-main, mereka berencana membawa isu pelarangan study tour ke luar Jabar ini hingga ke tingkat nasional, termasuk melapor ke DPR RI dan Presiden Prabowo Subianto.
Kekecewaan para pekerja pariwisata memuncak setelah aksi mereka di depan Gedung Sate pada Senin (21/7) tidak mendapat respons langsung dari Gubernur.
Baca Juga:Kisah Pilu Korban Terakhir Kericuhan Pesta Rakyat Garut, Terbaring Sendiri Tanpa Nama dan Keluarga
Alih-alih menemui atau mengutus perwakilan, Dedi Mulyadi justru memilih mengunggah tanggapannya melalui akun media sosial pribadinya.
Sikap ini dinilai sebagai upaya untuk menghindari dialog langsung dan dianggap tidak menghargai perjuangan mereka.
"Seharusnya hadapi dan sampaikan langsung, kenapa harus lewat medsos. Kalau begini nampak sekali mau menghindari kami," kata Koordinator Solidaritas P3JB, Herdis Subarja, dengan nada kecewa dilansir dari Antara, Kamis 24 Juli 2025.
Tanggapan Dedi yang terkesan kukuh pada pendiriannya untuk melarang study tour semakin menyulut semangat perlawanan. Herdis menegaskan bahwa perjuangan mereka tidak akan berhenti dan siap untuk ditingkatkan ke level selanjutnya.
"Kami aksi lagi lebih massif. Selain itu juga lewat DPRD Provinsi, bahkan bisa kami berdiplomasi ke DPR RI," katanya.
Baca Juga:Pesta Anak Dedi Mulyadi Berujung Maut, Polda Jabar Ambil Alih Kasus Periksa WO dan Satpol PP
Puncaknya, P3JB akan segera bergerak ke tingkat pusat dengan melayangkan surat resmi yang ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dan pimpinan DPR-RI untuk mengadukan kebijakan yang dinilai mematikan industri pariwisata lokal ini.
Herdis juga menepis sejumlah tudingan miring yang menyertai aksi mereka, termasuk isu bahwa demo didukung oleh asosiasi dari luar Jawa Barat dan penggunaan bus pariwisata berplat luar daerah.
"Persib main di Jakarta dapat dukungan dari penduduk Jakarta apa lantas bermasalah? Dukungan itu sebagai bentuk solidaritas," ujarnya,
Terkait bus, ia menjelaskan bahwa banyak armada yang dibeli dari luar Jabar dan masih dalam proses administrasi balik nama. "Perusahaan semua di Jabar," tegasnya.
Herdis memastikan bahwa ada tiga elemen utama yang terdampak dan ikut turun ke jalan, pelaku usaha transportasi pariwisata, pelaku usaha perjalanan (travel agent), dan para pelaku UMKM di sektor wisata.
"Semua pekerja yang terdampak dari kondisi global, ditambah dampak kebijakan gubernur," tuturnya.