SuaraJabar.id - Momen perdana Gubernur Dedi Mulyadi memimpin kirab sang saka merah putih pada HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025), berakhir menjadi polemik nasional.
Sebuah gestur hormat kepada sosok perempuan yang didandani sebagai Nyi Roro Kidul memicu badai hujatan di media sosial, dengan tudingan serius mulai dari pemujaan hingga obsesi pribadi.
Namun, di tengah kontroversi yang memanas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) angkat bicara—bukan untuk mengklarifikasi gestur sang gubernur, melainkan untuk mengumumkan sebuah agenda kebudayaan akbar yang mungkin menjadi kunci untuk memahami konteks peristiwa tersebut.
Badai Hujatan di Media Sosial
Baca Juga:Hormat ke 'Nyi Roro Kidul' di Kirab HUT RI, Dedi Mulyadi Dihujat dan Dituding Punya Obsesi
Semua berawal dari video kirab yang menunjukkan Dedi Mulyadi, dalam kapasitasnya sebagai gubernur, memberikan hormat kepada sosok perempuan berbalut kain merah putih yang digambarkan sebagai Nyi Roro Kidul. Momen ini langsung meledak di platform X (dulu Twitter).
Akun @ferizandra menyindir, "Pilihan warga Jawa Barat..," yang langsung disambut ribuan komentar pedas.
"Owh si Mulyono jilid 2 rupanya. Good job buat kumpulan penyembah berhala, semoga Nyai Ratu memberkati kalian," tulis akun @put***.
Tuduhan semakin serius saat akun @BosPurwa menuding Dedi Mulyadi memiliki obsesi personal yang sudah lama. "Ini bukan lagi pentas seni dan budaya, tapi OBSESI," tulisnya, bahkan menambahkan klaim sensitif dari sumber anonim mengenai kehidupan pribadi sang gubernur.
Jawaban Pemprov Ini Misi Kebudayaan, Bukan Mistis
Baca Juga:Semarak HUT RI ke-80: Ketika Tenaga Medis Masa Depan Berdandan Ala Timnas di SMK Moestopo
Sehari setelah kontroversi meledak, Pemprov Jabar, melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Lendra Sofyan, mengumumkan rencana puncak perayaan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jabar.
Rencananya adalah menggelar Kirab Budaya masif pada Selasa (19/8), yang akan berfokus pada sejarah kerajaan-kerajaan Sunda.
"Karnaval yang pertama kali diselenggarakan ini akan menampilkan aspek kebudayaan Jawa Barat secara lengkap dengan menunjukkan keberagaman budaya kerajaan yang pernah berdiri di tanah Jawa Barat," kata Lendra dilansir dari Antara.
Menurutnya, agenda ini adalah keinginan langsung dari Gubernur Dedi Mulyadi untuk mengingatkan kembali sejarah dan budaya Jabar yang beragam, mulai dari Kerajaan Kacirebonan, Tarumanegara, Galuh, Pajajaran, hingga Sumedang Larang.

Kirab Budaya ini bukanlah acara kecil. Sekitar 3.000 peserta, termasuk seluruh kepala daerah se-Jabar, akan berjalan kaki, menaiki kuda, dan kereta kencana tanpa kendaraan bermotor. Mereka akan mengenakan kostum kerajaan, membawa jampana berisi makanan khas, dan menampilkan atraksi seni.
"41 ekor kuda akan berada di barisan paling depan," ujar Lendra.