Sebelumnya, LBH Bandung hingga pegiat media sosial Irwandi Ferry mengutuk keras insiden tersebut dan menyebutnya sebagai "teror negara" dan "pola kekerasan terencana."
Kini, publik dihadapkan pada dua versi kejadian yang sangat bertolak belakang. Di satu sisi, ada klaim resmi dari universitas dan kepolisian yang menyalahkan penyusup.
Di sisi lain, ada bukti digital dan pengalaman traumatis para mahasiswa yang merasa dikepung gas air mata di dalam benteng akademik mereka.
Baca Juga:Bandung Mencekam: Demo Ojol dan Mahasiswa Berakhir Ricuh, Wali Kota Farhan: Ini Pelajaran