Guru Besar IPB ke Influencer: Hati-hati Sampaikan Informasi Kesehatan

Mengingatkan pentingnya kehati-hatian figur publik dalam menyampaikan informasi kesehatan

Muhammad Yunus
Selasa, 16 September 2025 | 20:53 WIB
Guru Besar IPB ke Influencer: Hati-hati Sampaikan Informasi Kesehatan
Guru Besar IPB University, Prof Ronny Rachman Noor [Suara.com/IPB University]
Baca 10 detik
  • Informasi yang keliru bisa menyesatkan masyarakat dan menyulitkan pemerintah serta akademisi untuk mengklarifikasi
  • Hingga kini tidak ada bukti ilmiah atau pernyataan WHO yang menyebut stevia berbahaya
  • Isu stevia menyebabkan diabetes dan kanker dinilai keliru

SuaraJabar.id - Prof. Nuri Andarwulan, Guru Besar IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan sekaligus peneliti South-East Asia Food And Agricultural Science And Technology Center (SEAFAST).

Mengingatkan pentingnya kehati-hatian figur publik dalam menyampaikan informasi kesehatan.

"Content creator atau influencer perlu menyusun materi dengan matang, karena kalau informasi yang disampaikan keliru, masyarakat bisa salah paham. Pemerintah dan akademisi akhirnya harus mengklarifikasi, yang tentu menghabiskan tenaga, waktu, serta biaya," ujarnya, Selasa 16 September 2025.

Hal ini disampaikan Prof Nuri merespons pernyataan seorang figur publik mengenai bahaya konsumsi stevia dalam jangka panjang yang disebut bisa memicu diabetes hingga kanker, ramai diperbincangkan di media sosial.

Baca Juga:Simak! Dear Pelaku UMKM Bandung, Influencer Putri Risma Bagikan Tips Agar Konten Kamu Bisa FYP

Klaim ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat yang semakin peduli dengan gaya hidup sehat.

Prof. Nuri menegaskan bahwa pemanis, baik alami maupun buatan, harus dipahami sebagai bahan tambahan pangan, bukan pengganti gula sepenuhnya.

"Gunakan pemanis untuk mengurangi konsumsi gula, bukan menggantinya seratus persen, karena tubuh tetap membutuhkan gula. Semua regulasi terkait pemanis dapat diakses secara terbuka melalui laman BPOM," pungkasnya.

Terkait Stevia berbahaya dikonsumsi dalam jangka panjang, Nuri dengan tegas membantah klaim tersebut.

"Stevia itu masuk ke kelompok pemanis alami. Senyawanya, yaitu steviol glikosida, diekstrak dan dimurnikan dari daun Stevia rebaudiana," jelas Prof. Nuri.

Baca Juga:Influencer Malaysia Minta Maaf, Akui Lagu Helo Kuala Lumpur Menjiplak Halo Halo Bandung

ilustrasi daun stevia. (Picabay/Stevia74187)
ilustrasi daun stevia. (Picabay/Stevia74187)

Stevia Aman dan Teregulasi

Di Indonesia, penggunaan stevia telah diregulasi secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan mengikuti standar internasional dari Codex Alimentarius Commission, badan pangan dunia di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Prof. Nuri menegaskan, "Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah maupun pernyataan resmi dari World Health Organization (WHO) yang menyebut pemanis non-nutritif, termasuk stevia, berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang."

Miskonsepsi Pemanis dan Diabetes

Menurut Prof. Nuri, sebagian besar data yang menunjukkan adanya risiko penyakit tidak menular, terutama diabetes, lebih banyak terkait dengan pemanis buatan sintetik, bukan pemanis alami seperti stevia.

Ia juga meluruskan bahwa penyebab utama meningkatnya risiko diabetes bukanlah semata dari konsumsi stevia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak