Polemik Bandung Zoo: Alshad Ahmad Minta Pengelola Profesional Demi Satwa

Alshad Kautsar Ahmad, berharap polemik pengelolaan yang tengah melibatkan Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) segera menemukan penyelesaian

Muhammad Yunus
Minggu, 21 September 2025 | 16:36 WIB
Polemik Bandung Zoo: Alshad Ahmad Minta Pengelola Profesional Demi Satwa
Kreator konten YouTube sekaligus pegiat satwa, Alshad Kautsar Ahmad saat berinteraksi dengan salah satu harimau putih bernama Selen di Kota Bandung, Jawa Barat[Suara.com/ANTARA/HO-Alshad Ahmad]
Baca 10 detik
  • Penutupan kebun binatang akan berimbas pada terhambatnya pemenuhan kebutuhan dasar satwa
  • Pengelolaan Bandung Zoo harus dilakukan oleh pihak yang profesional serta memiliki pemahaman mendalam
  • PKBSI siap membantu apabila diminta oleh Pemerintah Kota Bandung untuk mengelola Bandung Zoo

SuaraJabar.id - Kreator konten YouTube sekaligus pegiat satwa, Alshad Kautsar Ahmad, berharap polemik pengelolaan yang tengah melibatkan Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo).

Segera menemukan penyelesaian, agar bisa kembali berjalan demi kelangsungan hidup satwa yang ada di dalamnya.

“Semoga masalah Bandung Zoo cepat terselesaikan dengan baik. Soalnya kasihan juga satwa-satwa karena kalau Bandung Zoo tidak beroperasi pasti tidak ada biaya untuk mereka,” kata Alshad kepada ANTARA di Bandung, Jawa Barat, Minggu 21 September 2025.

Alshad menilai, penutupan kebun binatang akan berimbas pada terhambatnya pemenuhan kebutuhan dasar satwa, mulai dari pakan hingga perawatan kesehatan.

Baca Juga:Tragis! Perempuan 19 Tahun Jatuh dari Lantai 11 Mal Kings Bandung

Menurutnya, hal itu bisa mengulang kondisi saat pandemi COVID-19, ketika operasional kebun binatang sempat lumpuh dan berdampak pada kesejahteraan satwa.

“Kalau Bandung Zoo bisa beroperasi, satwa-satwa tersebut ada biaya untuk dirawat. Kalau biayanya habis, kasihan juga ke satwanya, sama seperti zaman pas COVID-19,” ujarnya.

Alshad menegaskan, pengelolaan Bandung Zoo harus dilakukan oleh pihak yang profesional serta memiliki pemahaman mendalam terkait konservasi satwa, mengingat di dalamnya terdapat berbagai satwa dilindungi yang statusnya menjadi prioritas negara.

“Kalau yang tidak berpengalaman, kasihan satwanya. Satwa yang di kandang tidak bisa bersuara, tidak bisa protes, dan mereka akan menjadi korban kalau ada sesuatu yang terjadi di sana,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah menegaskan bahwa polemik pengelolaan Bandung Zoo jangan sampai mengorbankan satwa demi kepentingan segelintir pihak.

Baca Juga:Waspada! BMKG Peringatkan Hujan Lebat dan Angin Kencang 'Kepung' Jawa Barat Sepekan ke Depan

“Maka yang terpenting adalah bagaimana satwa tetap lestari, karyawan tetap bekerja dengan baik serta pengusaha kecil di sekitar kebun binatang tetap bisa mencari nafkah. Jangan sampai mereka dikorbankan hanya karena konflik hukum,”

Rahmat mengatakan pada prinsipnya PKBSI siap membantu apabila diminta oleh Pemerintah Kota Bandung untuk mengelola Bandung Zoo sampai adanya putusan hukum inkrah terkait kasus yang menjerat dua petinggi Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT), Sri dan Bisma Bratakoesoma.

“Kami punya tenaga ahli, dan bisa bekerja sama dengan lembaga konservasi yang mampu. Tapi jangan ditutup, karena biaya pakan satwa saja bisa mencapai Rp800 juta per bulan, dan gaji pegawai Rp800 juta. PKBSI tidak punya dana sebesar itu,” kata dia.

Sebelumnya, Kebun Binatang Bandung saat ini tengah ditutup sementara setelah ditetapkan sebagai barang bukti perkara dugaan korupsi yang tengah disidangkan dengan terdakwa di antaranya R. Bisma Bratakoesoema dan Sri Devi, serta mantan Sekda Kota Bandung Yossi Irianto pada berkas perkara berbeda.

Aset Bandung Zoo kini dititipkan ke Pemerintah Kota Bandung selaku pemilik lahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini