Polda Jabar Selidiki Keracunan Massal 301 Siswa di Cipongkor Bandung, Status KLB Ditetapkan

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat kini turun tangan melakukan penyelidikan mendalam atas insiden ini, sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan KLB

Andi Ahmad S
Selasa, 23 September 2025 | 15:12 WIB
Polda Jabar Selidiki Keracunan Massal 301 Siswa di Cipongkor Bandung, Status KLB Ditetapkan
Ilustrasi Salah satu korban keracunan MBG di Bandung [Suarabogor/HO/Pemkot Bogor]
Baca 10 detik
  • Program MBG dihentikan sementara usai 301 siswa keracunan di Bandung Barat akibat kelalaian teknis.

  • Kendala teknis muncul karena dapur MBG baru langsung memasak dalam jumlah besar tanpa penyesuaian skala.

  • Peningkatan standar operasional, higienitas, dan pengawasan diperlukan untuk mencegah insiden serupa terulang.

SuaraJabar.id - Tragedi memilukan melanda Kabupaten Bandung Barat ketika 301 siswa di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan massal, diduga setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat kini turun tangan melakukan penyelidikan mendalam atas insiden ini, sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Peristiwa ini menyoroti urgensi pengawasan ketat terhadap program-program penyediaan makanan berskala besar, terutama yang melibatkan anak-anak sekolah.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut, hingga Senin (22/9) malam, jumlah korban tercatat mencapai 301 orang.

Baca Juga:SPPG Cipongkor: Proyek Baru dengan Ambisi Besar, Tersandung Keteledoran Teknis

Mereka merupakan siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, MTs, SMP, hingga SMK di wilayah Cipongkor. “Kami imbau masyarakat tetap tenang.

Saat ini tim kesehatan fokus pada penanganan korban, sementara aparat kepolisian akan membantu memastikan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan ini,” kata Hendra dilansir dari Antara.

Kombes Hendra menjelaskan, para korban keracunan mendapat penanganan darurat di sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di Bandung Barat.

Rinciannya, 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang di RSUD Cililin, 127 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang di RSIA Anugrah. Skala insiden ini membutuhkan respons cepat dan terkoordinasi dari berbagai pihak.

"Kami masih melakukan pendataan karena korban terus berdatangan. Penanganan medis sudah disiapkan di beberapa titik, termasuk di puskesmas, rumah sakit, dan posko darurat,” kata Hendra.

Baca Juga:Keracunan Massal 301 Siswa, Program Makan Bergizi Gratis di Cipongkor Bandung Dihentikan

Pihak kepolisian juga akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk menelusuri secara cermat sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini. Investigasi akan mencakup rantai pasokan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, Lia N. Sukandar, mengatakan pihaknya telah menyiapkan seluruh fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta untuk menampung dan menangani korban.

Kebutuhan medis mendesak yang paling utama saat ini, menurut Lia, adalah oksigen. “Saat ini paling dibutuhkan oksigen. Kami menghandle kebutuhan oksigen dari RSUD Cililin dan berkoordinasi dengan RSUD Cikalong Wetan untuk tambahan pasokan,” katanya.

Lia juga mengonfirmasi bahwa Dinkes Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah data lengkap dan sampel makanan dari program MBG berhasil dikumpulkan dan dibawa ke laboratorium untuk diuji.

"Tadi kami mengambil sampel muntahan yang akan dibawa ke laboratorium. Penetapan KLB akan dilakukan,” ujarnya.

Penetapan status KLB ini memungkinkan pemerintah daerah untuk menggerakkan sumber daya ekstra dan mengambil langkah-langkah darurat yang diperlukan untuk mengendalikan situasi, mencegah penyebaran, dan memastikan penanganan maksimal bagi seluruh korban.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini