-
Pusat riset baru (I-CAN) IPB University diluncurkan sebagai jawaban ilmiah atas bencana hidrometeorologi, fokus pada solusi berbasis alam (Nature-based Solutions).
-
I-CAN bertujuan memitigasi risiko bencana melalui riset terapan dan kolaborasi erat dengan pemerintah pusat untuk perbaikan hutan kritis.
-
Pelestarian alam hadapi tantangan mata pencaharian lokal dan ego sektoral, didukung penuh Pemerintah Kanada sebagai terobosan riset.
"Kita ingin mendukung mata pencarian masyarakat lokal. Karena perhatian terhadap pelestariannya kurang, dan wajar, karena semuanya cari hidup," kata Bill dalam sambutannya.
Masalah lain yang diungkap Bill adalah ego sektoral. Banyak peneliti dan pemerintah bekerja sendiri-sendiri, sehingga pertukaran informasi macet.
"Walaupun banyak peneliti, pemerintah yang fokus untuk alam. Kadang upaya kita ini tidak selaras, karena bekerja terpisah, dan pertukaran informasi tidak baik," kritiknya.
Bill menekankan urgensi tindakan cepat karena bumi sedang tidak baik-baik saja.
Baca Juga:Pakar IPB Bongkar Penyebab Cuaca Horor Hantam Sumatera
"Kita harus mempercepat melakukan konservasi di Indonesia. Karena kondisinya sudah tidak baik-baik saja," tegasnya.
Kehadiran I-CAN tidak lepas dari dukungan penuh Pemerintah Kanada.
Perwakilan Duta Besar Canada untuk Indonesia, Maria Ramires, menyatakan optimismenya terhadap kolaborasi ini.
"Kami mendukung penuh soal I-CAN ini, saya yakin ini menjadi terobosan bagus, karena tentu didalamnya orang-orang yang memiliki kemampuan pengetahuan di bidangnya," ujar Maria.
"Saya akan kolaborasi dan mendukung. Saya harap ini bisa menjadi solusi untuk kebaikan kedepannya," tutup Maria.
Baca Juga:SEG Beri Tiket Emas Kuliah Lancar untuk 19 Mahasiswa IPB Asal Jabar
Kehadiran I-CAN di IPB University menjadi harapan baru. Dia menambahkan bahwa di tengah ancaman krisis iklim, kolaborasi riset global seperti ini diharapkan mampu melahirkan solusi yang tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga menyejahterakan masyarakat sekitar hutan.