Kala itu, Ibnu ditanya, apakah ada komunitas semacam pembuat kujang di Bandung, walhasil pertanyaan itupun menjelma ide untuk membuat sebuah komunitas menempa. Akhirnya, Pijar lahir tahun berikutnya. Awalnya, Ibnu memberi nama Pijar Komunitas Menempa Bandung, tapi kini Bandung dirubah menjadi Indonesia.
"Pijar itu atau proses pemijaran itu adalah proses dari penempaan. Pada saat menyatukan berbagai macam logam untuk membuat pamor," kata dia.
Menurutnya, anggapan orang ketika mendengar nama Pijar, asosiasinya pasti langsung kepada komunitas yang berisi sekumpulan penempa yang ada di Bandung. Padahal, kata dia, tujuan Pijar yakni bisa menempa Bandung. "Kalau sekarang Indonesia," katanya.
Komunitas itu tidak hanya melulu membicarakan tentang proses penempaan logam, lebih dari itu diskusi tentang kebudayaan Tanah Air pun acapkali menjadi topik pembicaraan komunitas itu. Dengan kata lain, Ibnu bercita-cita memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara melalui aktivitas penempaan.
Baca Juga: Gudang Amunisi yang Meledak Ternyata Berbatasan Langsung Dengan Permukiman
"Sekarang anggotanya ada sekitar 25 orang, kita bisa bmngumpul di workshop Pijar yang di Lembang (Bandung Barat)," katanya.
Dia berusaha merubah citra negatif masyarakat terhadap profesi menempa. Makanya, melalui Pijar, Ibnu memiliki misi agar kedepan pandangan masyarakat terkait pandai besi bisa berubah.
"Makanya kan kita ngerebranding kalau Pijar ini isinya anak muda yang macho-macho, sengaja biar orang tahu kalau menempa itu keren,"
Soalnya Ibnu mengaku kian resah dengan nasib para penempa atau Pande. Menurutnya, geliat penempa memang dianggap sebelah mata dan alakadarnya.
"Geliat penempa sekarang kasian karena begini, kita akan berbicara tentang penempa tradisional dan pemahaman orang tentang penempa tradisional ini alakadarnya," ujarnya.
Baca Juga: Sampai ke Dealer, Toyota Calya Facelift Dibanderol Mulai Rp 144 Juta
Hal itu, kata dia, tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di luar negeri pun sama menganggap profesi menempa menjadi profesi yang sia-sia.
Berita Terkait
-
Inggris Tak Mau Pulangkan Artefak Bersejarah Indonesia, Fadli Zon: Banyak di British Museum dan British Library!
-
Revitalisasi Seni Tradisional untuk Masa Depan Kebudayaan Indonesia
-
Jadi Prioritas dalam Agenda Pembangunan Nasional, Ditjen Kebudayaan Rayakan 7 Tahun Disahkannya UU Pemajuan Kebudayaan
-
Dance in Diversity Raih Penghargaan Desain Interior di Asia Pacific Property Awards
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Apakah Samsung A35 Tahan Air dan Spesifikasinya
-
Transformasi Digital BRIAPI Sukses Membawa BRI Raih Pengakuan Global
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan
-
4 Santri Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Sukabumi, BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Tersedia 100 Ribu Hadiah Termasuk BMW 520i M Sport di BRImo FSTVL, Ini Cara Memenangkannya!