"Saat dipindahkan, pastikan semua tawon telah berada di dalam sarang," ungkapnya.
Pemindahan sarang tawon sebaiknya dilakukan dalam kondisi gelap dan akan lebih baik jika pemindahan sarang dilakukan langsung oleh petugas.
"Biasanya sarang tawon ini menempel pada batang pohon atau atap rumah. Untuk itu segera laporkan kepada kami agar langsung dievakuasi dan tidak memakan korban," tambah dia.
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai mewaspadai keberadaan tawon ndas menyusul tewasnya salah satu warga di Kecamatan Muaragembong akibat sengatan lebah predator ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai mewaspadai keberadaan tawon ndas atau lebah predator bernama latin Vespa Afiinis itu. Kewaspadaan itu menyusul tewasnya salah satu warga di Kecamatan Muaragembong akibat sengatan lebah predator ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana mengatakan pihaknya akan membuat surat edaran kepada setiap pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit terkait sengatan lebah ini.
"Sedang kami buat dan segera diedarkan agar langsung ditangani secara serius," katanya.
Menurut dia warga Bekasi tidak perlu khawatir karena sengatan tawon ndas mayoritas bisa sembuh. Jika berdampak fatal biasanya terjadi komplikasi akibat reaksi anafilaktik. Karena itu wajib waspada jika tidak kunjung sembuh dalam waktu 24 jam atau terjadi reaksi yang makin berat semisal nyeri, demam, dan sesak.
Jika terjadi sengatan maka perlu diketahui sejauh mana fase sengatan tersebut apakah fase lokal atau fase sistemik. Fase lokal ditandai adanya bengkak dan nyeri kemerahan. Jika masuk fase ini pertolongan pertama adalah dengan mengompres menggunakan es batu atau air dingin untuk mengurangi pembengkakan. Jika pembengkakan semakin besar dan menyebar maka perlu dibawa ke pusat kesehatan terdekat.
Baca Juga: Pria Paruh Baya Tewas Diserang Tawon Ndas di Bekasi
"Kalau ada pembengkakan di Puskesmas akan diberikan semacam analgesik, antihistamin dan obat lainnya. Tapi jika sudah ada pada fase sistemik maka dari perawat dan bidan akan melakukan tindakan lanjutan agar tidak sampai menimbulkan kematian," ucapnya.
Irfan menjelaskan masyarakat masih menganggap sengatan tawon adalah hal yang biasa sehingga penanganan serangan tawon kadang terlambat padahal hingga saat ini belum ada obat yang bisa mengobati atau anti venom dari sengatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti mengatakan tawon ndas merupakan tawon yang berbahaya dan mampu menyebabkan kematian. Untuk itu warga Bekasi diminta untuk waspada dan segera menghubungi petugas.
Tawon ini mempunyai ciri-ciri fisik seperti mempunyai ukuran tubuh sekitar tiga sentimeter, didominasi warna hitam dengan belang warna kuning atau oranye pada bagian perut, ujung tubuhnya berbentuk lancip, bagian inilah yang akan menyengat korban hingga berujung kematian.
Jika tidak cepat dilakukan pertolongan sengatan tawon ini dapat mengakibatkan korban meninggal dunia. Hal ini terjadi apabila jumlah sengatan cukup banyak dan korban mempunyai sensitif atau alergi terhadap racun (venom) sengat namun apabila jumlah sengatannya sedikit korban hanya akan mengalami bengkak pada tubuhnya.
Enny menjelaskan penanganan untuk luka bengkak dapat dilakukan dengan mengompres tubuh menggunakan es, atau mengobatinya dengan obat-obatan antihistamin dan corticosteroid.
Tag
Berita Terkait
-
Habib Husein Alatas Ditangkap Polisi, Jadi Tersangka Cabuli Pasien
-
Buka Balai Pengobatan Alternatif, H Malah Cabuli Pasien
-
Pria Paruh Baya Tewas Diserang Tawon Ndas di Bekasi
-
Hasil Penelitian Menyebut Sampah Terbuang ke Laut Lebih Banyak dari Jakarta
-
Pabrik Tahu di Bekasi Ludes Terbakar, Pemicunya Diduga Gegara Kompor
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Detik-detik Mencekam di Cianjur, Niat Melerai Justru Jadi Petaka
-
Kontroversi Makanan Bergizi Gratis: Tanggung Jawab Siapa Jika Ada Korban?
-
Kenapa Banyak Korban PHK di Jawa Barat? Ini Jawaban Dedi Mulyadi
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!
-
Dedi Mulyadi ke Kepala Daerah: Urus Sampah-Jalan Rusak Dulu, Jangan Mimpi ke Luar Negeri