SuaraJabar.id - Warga di dua kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, resah dengan kemunculan hama ulat bulu. Ulat-ulat bulu itu bahkan menempel di dinding hingga atap bangunan rumah warga dan SLB Negeri Kabupaten Cirebon di Desa Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang.
Selain di Lemahabang, ulat bulu juga menempel di rumah dan pepohonan yang tumbuh di sekitar permukiman warga di Desa Kedung Bunder, Kecamatan Gempol.
"Di Lemahabang selain di bangunan sekolah, ulat bulu juga menempel di rumah warga," kata petugas Pusat Pengendalian Informasi (Pusdalop) BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan kepada Ayocirebon.com - jaringan Suara.com, Senin (23/12/2019).
Wabah ulat bulu diketahui warga sejak Minggu (22/12/2019). Namun, jumlahnya tak sebanyak Senin (23/12/2019).
"Kemarin (Minggu) kondisi yang dilaporkan kecil dan hanya beberapa yang terlihat," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, menambahkan, wabah ulat bulu itu muncul karena dimungkinkan perkembangannya yang pesat selama musim pancaroba ini.
"Ini kan musim pancaroba, ada binatang-binatang yang berkembang pesat. Tiap daerah beda-beda (hamanya), ada yang ular kobra atau tawon vespa, di sini (Kabupaten Cirebon) ulat bulu," kata dia.
Meski demikian, Dadang menyebut kemunculan ulat bulu tak ditemukan pada musim yang sama di tahun lalu. Setidaknya ulat bulu sebelumnya tak mewabah di dua kecamatan tersebut.
Dadang mengatakan pihaknya memiliki keterbatasan peralatan dan bahan pembasmi. Karena itu, BPBD Kabupaten Cirebon berkoordinasi dengan instansi teknis terkait lain, seperti Dinas Pertanian (Distan) maupun Dinas Pemadam Kebakaran (Dinas Damkar) setempat.
Baca Juga: Meski Lucu, Gigitan Ulat Bulu Kucing Ini Bisa Bikin Lumpuh
"Sejauh ini sudah kami laporkan kepada Distan dan Dinas Damkar. Menurut Distan, penanganan akan mereka lakukan melalui unit pelaksana teknis (UPT) di kecamatan bersangkutan," kata dia.
Meski ulat bulu terkesan berjumlah banyak, fenomena itu belum terkategori kejadian luar biasa (KLB). Alasannya, ulat bulu baru ditemukan di dua desa di dua kecamatan saja.
Ia menyebut jika hama ulat bulu ditemukan di banyak lokasi, menurutnya dimungkinkan ditetapkan sebagai KLB. Untuk ini, pihaknya akan melaporkan kepada bupati sebagai pemimpin tertinggi. Namun, dia berharap fenomena ulat bulu tak sampai mencapai KLB.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Reformasi Polri Mendesak: 4 Poin Krusial dari Guru Besar UI Ini Wajib Dilaksanakan
-
Warga Tasikmalaya Bisa Tukar Uang Lama ke Baru, Ini Jadwal Oktober 2025 dan Lokasinya!
-
Parkir Rp30 Ribu di Bandung Bikin Geram! Ini Kata Polisi..
-
Rakor Penanganan Masalah Pertanahan Karawang, BPN Paparkan Titik Konflik, Ini Strategi Barunya
-
Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat