Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Sabtu, 15 Februari 2020 | 12:39 WIB
Parade Bandung Rumah Bersam. (Suara.com/Silmi)

SuaraJabar.id - Setelah sebelumnya ditolak oleh massa berjilbab hitam yang menamakan diri Foruma Umat Islam Jawa Barat terkait pelaksanaan Parade Budaya Lintas Agama pada Senin (3/2/2020) lalu, parade tersebut tetap berlangsung. Namun parade tersebut akhirnya berganti nama menjadi Parade Bandung Rumah Bersama.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan bahwa kegiatan ini bukan untuk merayakan satu kebudayaan atau merayakan ibadah suatu agama tetapi untuk mengedepankan toleransi.

“Kita berkumpul hari ini di Jalan Asia Afrika ini di tempat ini saya tegaskan bukan untuk merayakan satu kebudayaan, dan bukan juga untuk merayakan ibadah suatu agama tapi berkumpul di sini saya tegaskan bahwa Bandung adalah rumah bersama, Ujar Oded dalam sambutannya di pembukaan Parade Bandung Rumah Bersama, depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Aftika Bandung, Sabtu (15/2/2020)

Rumah dari berbagai agama, rumah dari berbagai suku budaya yang ada di Indonesia, kata Oded Kegiatan parade ini sebagai langkah menepis isu Bandung kota intoleran.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Gedung Sate Bandung Dibuka untuk Umum

”Saya berharap bisa menepis penilaian sebagian kalangan bahwa Bandung kota intoleran, dulu sempat di sampaikan di Publik, Jawa Barat daerah intoleran tapi Bandung adalah kota toleransi, Bandung adalah rumah bersama,” ujar Oded

Jika masih ada yang menganggap bahwa acara semacam ini hanya untuk membesarkan budaya tertentu atau agama tertentu, dia mengajak berdiskusi bersama.

“Mari berdialog dengan Mang Oded mari dialog bersama-sama,” ujar Oded.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bandung, Ahmad Suherman mengatakan Parade Bandung Rumah Bersama sebagai ciri-ciri bangsa yang beradab, dunia yang beradab adalah mereka yang mencintai kerukunan,

“Persahabatan dengan cara yang damai. Masyarakat yang berperadaban menjunjung etika, moralitas, dan toleransi.

Baca Juga: Pelatih Persis Solo Tak Sabar Jajal Kekuatan Persib Bandung di Manahan

Sebelumnya didemo

Beberapa perempuan berjilbab demonstrasi menolak Parade Budaya Lintas Agama di Bandung, 3 Februari lalu. Mereka menggunakan masker dan berkacamata. Sebagian besar dari mereka mengenakan jilbab hitam. Mereka menamakan diri Forum Ormas Islam (Formasi) Jawa Barat, berdemo di Balai Kota Bandung. Mereka menilai Parade budaya lintas agama yang rencananya akan digelar pada 15 Februari mendatang dinilai mengandung unsur pluralisme dan dapat mendangkalkan umat islam.

Salah satu peserta aksi dalam orasinya, Eka mengungkapkan umat Islam selalu diusikkan dengan hal-hal tidak diinginkan, pihaknya datang lagi untuk menuntut hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam.

“Saya tidak mengerti dengan pola pikir dengan pemerintahan teruntuk Menteri Agama, Pluralisme itu bahaya,” klaim Eka dalam orasi.

Namun tak hanya menyoal soal menolak Parade Budaya Lintas Agama. Poster yang mereka bawa merembet ke penolakan pembangunan gereja, pembangunan kampung toleransi, dan juga penolakan turis dan warga China.

Sementara itu, Koordinator lapangan aksi Iwan Daryana akan terus mendesak Pemkot Bandung membatalkan Parade Budaya Lintas Agama.

“Kami sudah menyampaikan aspirasi kami penolakan acara 15 Februari, belum ada kesepakatan pasti," kata dia di tempat yang sama.

Kontributor : Silmi Kaffah

Load More