SuaraJabar.id - Majen, lelaki berusia 70 tahun beserta anaknya Reza yang masih berumur 12 tahun, tak banyak pilihan saat terpaksa tinggal di Kampung Cigaluga RT1/RW6 Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Selama bertahun-tahun, dua orang ini terpaksa menghuni saung butut di lahan kebun milik orang lain.
Saung adalah gubuk yang biasa digunakan sebagai pos ronda saat panen atau mengaso kala si pemilik bertanam.
Saung yang mereka huni sama sekali tak tampak seperti hunian. Dindingnya hanya berupa bilik bambu yang sudah bolong. Ukurannya pun sangat sempit, hanya seluas lima meter persegi.
Bagian depan saung hunian Majen dan Reza tampak kumuh. Baju jemuran terlihat menumpuk di beberapa bentangan tali yang dibuat seadanya.
"Bapak Majen itu duda, sudah hampir 15 tahun hidup bersama satu orang anaknya yang putus sekolah," kata Salsa (39 tahun) tetangga Majen dan Reza kepada sukabumiupdate.com—jaringan Suara.com, Sabtu (22/12/2018).
Salsa mengatakan, lahan yang ditempati bapak dan anak tersebut bukan hak milik. Mereka menumpang di saung yang berada di area kebun milik orang lain.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Majen dan Reza bekerja serabutan.
"Sesuai dengan kemampuannya. Kasian, kalau turun hujan pada bocor, anaknya sering mengungsi di tempat pengajian," katanya.
Baca Juga: Mayat Telanjang di Saung, Perhiasan Gadis Badui Diduga Ikut Digasak Pelaku
Melihat kondisi Majen dan Reza, para tetangga berencana memindahkan hunian mereka. Kebetulan ada seorang tetangga yang memperbolehkan lahannya untuk dibangun hunian untuk bapak paruh baya dan anak putus sekolah tersebut.
"Rencananya kami bersama para pemuda setempat merehab dan sekaligus memindahkan lokasinya. Ada lahan pemberian warga, untuk bambu dan kayu sudah tersedia cuma kendalanya biaya pembangunan. Perlu uluran tangan.”
Berita Terkait
-
Longsor Sukabumi, Wisatawan Tak Bisa Pulang hingga Bermalam di Rumah Warga
-
Lepas Peserta PMMB, Jamkrindo Beri Edukasi di Sekolah-sekolah Sukabumi
-
Longsor di Tujuh Titik Jalur Akses Geopark Ciletuh, Wisatawan Tertahan
-
Teror Pamer Alat Kelamin di Sukabumi, Pelaku Kejar-kejar Anak SD di Sekolah
-
Cegah Seks Bebas, Pelajar Sukabumi Dilarang Merayakan Valentine
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Detik-detik Mencekam di Cianjur, Niat Melerai Justru Jadi Petaka
-
Kontroversi Makanan Bergizi Gratis: Tanggung Jawab Siapa Jika Ada Korban?
-
Kenapa Banyak Korban PHK di Jawa Barat? Ini Jawaban Dedi Mulyadi
-
4 Poin Tamparan Dedi Mulyadi: Lupakan Luar Negeri, Ini PR Kepala Daerah di Jabar!
-
Dedi Mulyadi ke Kepala Daerah: Urus Sampah-Jalan Rusak Dulu, Jangan Mimpi ke Luar Negeri