Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 29 Maret 2020 | 20:40 WIB
Simulasi saat proses evakuasi pasien positif Virus Corona di Bandara Ahmad Yani Semarang. [Suara.com/Dafi]

Dari jumlah penduduk tersebut, 52,9 persen populasi tinggal di wilayah urban; 14,8 persen tinggal di rumah kurang dari 8 meter persegi; angka terjadinya pneumonia (penyakit radang paru-paru) adalah 1,3 per 1.000 orang; 28,2 persen penduduk bepergian; 50,2 persen mencuci tangan dengan cara tidak benar.

Berikut adalah prediksinya.

  1. Tanpa intervensi: +/- 2.500.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
  2. Intervensi rendah: +/- 1.750.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
  3. Intervensi moderat: +/- 1.250.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
  4. Intervensi tinggi: +/- 500.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19

Prediksi tersebut diasumsikan terjadi pada hari ke-77.

Tim menggunakan patokan hari ke-1 pada pekan pertama Februari 2020 alias lebih awal dari pengumuman kasus pertama oleh Pemerintah Indonesia (2 Maret).

Baca Juga: Alhamdulillah, 2 Pasien Positif Corona di Bogor Sembuh

Soal data yang diperoleh dari rumah sakit di Indonesia sudah menunjukkan adanya peningkatan kasus pneumonia dan gejala mirip COVID-19 sejak pekan pertama Februari. Itu adalah prediksi total kumulatif kasus positif COVID-19.

Berikut adalah prediksi efek terhadap kematian berdasarkan tingkat intervensi yang diterapkan pemerintah terhadap kondisi wabah ini.

Estimasi jumlah kematian kumulatif akibat COVID-19 di Indonesia:

  1. Tanpa intervensi: 240.244
  2. Intervensi redah: 144.266
  3. Intervensi moderat: 47.984
  4. Intervensi tinggi: 11.898.

Load More