SuaraJabar.id - Para agen perjalanan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan juga Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) merugi atas kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo.
Salah satu karyawan agen Bus di Depok Rani mengaku bingung karena tidak dapat pemasukan selama pandemi Virus Corona. Bahkan kata dia, selama larangan tersebut tidak disertai dengan bantuan ataupun dispensasi kepada para agen bus yang beroperasi.
“Karena selama ini aturan-aturan yang ada sejak Corona menggantung. Kalau memang dilarang (mudik), harusnya pemerintah berikan bantuan ke kami, uang atau apapun, selama ini kan nggak ada (sejak Covid-19 melanda),” tutur Rani di Terminal Jatijajar, Tapos, kepada SuaraJabar.id, Senin (4/5/2020).
Apa lagi sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pihaknya hanya melakukan perjalanan dengan daya angkut 50 persen atau 18 tempat duduk dari total kapasitas tempat duduk bus sebanyak 36 tempat duduk.
Rani mengaku, pihaknya mengalami kerugian tak sedikit akibat pandemi Covid-19 ini.
“Kami mengalami penurunan penumpang dan pemasukan hingga 80 persen. Sementara operasional tetap berjalan,” katanya.
Begitu juga dengan larangan mudik ini, pihaknya belum tahu akan melakukan apa ke karyawan dan sopir bus.
“Bisa jadi kami tutup dulu, hentikan operasional. Karena kan percuma, kami berangkatkan pun di tengah jalan katanya disuruh putar balik,” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan bulan puasa dan Idul Fitri tahun lalu, Rani mengaku tahun ini adalah tahun paling seret.
Baca Juga: Awal Mei, 44 Warga Depok Sembuh dari Virus Corona
Sama dengan di hari biasanya selama pandemi Covid-19, jumlah penumpang juga ikutan anjlok.
“Sama turunnya, sampai 80 persen, biasanya kan belum puasa aja kita sudah banyak jual tiket, apalagi jelang dan sesudah lebaran,” kata dia.
Terpisah koordinator Agen Bus Sandoyo di Jalan Raya Bogor, Heru (56) mengaku sudah satu bulan lebih selama pandemi Virus Corona agen Bus tidak beroperasi .
Sehingga pemasukan tidak ada dan para sopir dan petugas pun sudah di rumahkan atau pulang kampung terlebih dahulu.
"Para sopir bus di kami sudah pulang kampung sejak awal Pandemi Coroan, karena tidak ada masukan dan mereka tidak dibayar. Serba bingung, tidur saja bingung, apa lagi makan. Karena kan butuh biaya untuk bayar. Mendingan mereka pulang kampung dulu sementara, " kata Heru.
Jadi sistem agen Bus di Jalan Raya Bogor ini pendapatan dari para penumpang. Kalau tidak ada penumpang otomatis tidak dapat uang untuk oprasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
IHR-Merdeka Cup 2025, Penonton Bakal Nikmati Kejuaraan Berkuda di Track Tepi Pantai Pangandaran
-
Dari Kurir Jadi Juragan! Dua Warga Bandung Raup Omzet Ratusan Juta
-
KRL Lumpuh Total Dihantam Gempa Bekasi: 5 Fakta Menegangkan di Balik Normalisasi Cepat
-
Cerita di Balik Layar Pemulihan KRL Usai Gempa Bekasi: Hujan Deras Tak Hentikan Kami
-
Warisan Proyek Mangkrak di Meja Dedi Mulyadi, Sanggupkah Akhiri Kutukan 10 Tahun TPPAS Lulut Nambo?