SuaraJabar.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai menerapkan Adapta Kebiasaan Baru (AKB). Sejak relaksasi dilakukan, terjadi peningkatan tren kenaikan zona resiko penyebaran virus corona.
Anggota Divisi PRE-GTPP Jabar Bony Wiem Lestari mengungkapkan sejak relaksasi PSBB pada 26 Juni 2020 lalu, kelihatan bahwa tren peningkatan zona resiko ini terjadi.
“Jadi minggu sebelumnya tanggal 20 sampai 26 Juli itu kita hanya memiliki 9 zona sedang kemudian tidak ada yang resiko tinggi, tapi untuk di minggu ini ada yang resiko tinggi tapi dibandingkan dengan periode 16 Juli sampai 19 juli kita hanya punya 3,” ungkapnya dalam konferensi pers daring di Gedung Sate, Jumat (7/8/2020).
“Jadi keliatannya memang ada efek dari pelonggaran ini terhadap peningkatan yang kabupaten dan kota yang menjadi resiko sedang,” lanjutnya.
Baca Juga: Teratas di RI, Hari Ini Kasus Covid-19 di Jakarta Tembus 24.601 Pasien
Bony juga mengungkapkan terdapat satu zona resiko tinggi penyebaran virus corona yakni Kota Depok dan 9 daerah kategori zona sedang.
Hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan sejak Juli hingga 2 Agustus 2020.
“Satu zona resiko tinggi yaitu kota Depok, ada 9 resiko sedang yaitu Kab Bandung, KBB, Kab Bekasi, Kab Bogor, Kab Purwakarta, Kab Subang, kota Bandung, kota Bekasi dan kota Bogor. Sedangkan sisanya yang lain masih termasuk ke dalam zona kuning atau resiko rendah,” ungkapnya.
Indikator zona risiko yang digunakan itu meliputi 3 aspek, yaitu aspek epidemiologis, surveilance tenaga kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Jawa Barat kata Bony menggunakan 14 indikator, antara lain laju positif, laju probable, laju kesembuhan, laju kematian, laju yang sembuh daripada yang positif, jumlah tempat tidur di ruang isolasi, jumlah tempat tidur di ra rujukan, jumlah spesimen yang diperiksa PCR kemudian positifity red, juga laju insidensi dan kematian per 100 ribu penduduk, jadi angka reproduksi efektif kita gunakan untuk triangulasi.
“Indikator ini kami ukur setiap minggu dan bisa juga di cek di website laman covid. Jadi di situ untuk Jabar dan seluruh prov bisa dilihat,” ungkapnya.
Baca Juga: Gugus Tugas Jabar Prediksi Kasus Virus Corona Tambah 3.000 dalam Sebulan
Pihaknya mengungkapkan peningkatan terjadi akibat ditemukan kasus klaster baru. Masyarakat dihimbau untuk terus waspada.
“Jadi ini perlu diwaspadai bersama, jadi peningkatan ini terjadi antara lain dengan ditemukannya kasus klaster baru, jadi yang kasus impor itu terjadi karena memang ada mobilitas penduduk terutama mereka yang berasal dari wilayah transmisi lokal, yang masuk ke Jabar, kemudian ada klaster perkantoran, kemudian kita juga lihat ada klastsrt keluarga, di mana sekarang mulai lebih banyak dan juga klaster tenaga kesehatan,” jelasnya.
“Sehingga di sini saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Jabar, untuk kemudian disiplin menerapkan protokol kesehatan, kembali diingatkan bahwa garda terdepan untuk melawan Covid ini adalah masyarakat sehingga implementasi protkol kesehatan, disiplin memakai masker, kemudian jaga jarak menerapkan PHBS itu merupakan suatu syarat,” lanjut Bony.
Masyarakat juga diminta untuk bisa menahan diri dari kegitan-kegiatan atau aktifitas yang juga memicu adanya kerumunan.
Sementara itu, hasil evaluasi adaptasi kebiasaan baru (AKB) di Kota Bandung pada sektor hiburan malam akan mulai direlaksasi.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengungkapkan berdasarkan hasil evaluasi bersama Forkopimda, sektor hiburan malam masih cukup berat untuk diijinkan, mengingat Bandung masih berada di zona orange. Namun pihaknya akan mulai mengijinkan untum direlaksasi.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Lantik Pejabat Pemprov Jabar di Kolong Tol Cileunyi, Tuai Pro dan Kontra
-
Pamer Pistol dan Ngaku Orang Ring 1 Istana, Pria Depok Terancam Hukuman Mati?
-
Tanah Longsor di Tasikmalaya, Tim SAR Cari 2 Warga yang Tertimbun
-
Adu Kekayaan Dedi Mulyadi vs Muhammad Farhan, Siapa Lebih Kaya?
-
Goodbye Jawa Barat? 5 Provinsi Baru Siap Lahir, Kota Bandung dan Bekasi Bakal Pindah 'Rumah'
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
- Berapa Harga Sepatu Hoka Asli 2025? Cek Daftar Lengkap Model & Kisaran Harganya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal
-
Hadapi Ancaman Sesar Aktif, Warga Kabandungan Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi