"Kalau Energi biasanya kebanyakan kecil, seperti logo segitiga terus dipadukan dengan bentuk garis bulat yang terpisah," ungkapnya.
Adapun tarif biaya yang dikenakan kepada klien, Kent biasanya mengitung besaran tarif berdasarkan hitungan per centimeter. Alasannya, agar klient tidak merasa dirugikan, karena kalau tarif per jam tidak jarang klien mengeluh lantaran proses pengerjaan yang sengaja dilama-lama oleh tatoist.
Tarif per centimeternya, di kisaran harga Rp 900 ribu. Kenaikan tarif pun dikenakan ketika klien memilih agar tatoist melakukan improvisasi dalam pengerjaan tato.
"Untuk harga sih sebetulnya hanya formalitas saja, kalu udah kesini terus orangnya pengen ditato dan gak punya cukup uang gak bayar juga gak jadi masalah, namanya juga bekerja di seni ya gak ada patokan harga, kita welcome," tukasnya.
Baca Juga: Viral Emak-emak Protes Mahalnya Biaya Wisuda, Unikom Buka Suara
Disinggung ihwal pendapatan rata-rata per bulan, Kent enggan membeberkan penghasilannya selaku tatoist.
"Gak tentu sih, jadi kalau disini banyaknya orang yang datang untuk ditato tidak menentukan pendapatan," katanya.
Kadang-kadang, kata dia, dalam jangka waktu sebulan, tidak ada sama sekali klien yang datang untuk ditato, tapi banyak rekan kongko-kongko Kent yang ingin ditato, dan Kent siap mentato tanpa dibayar sepeser pun.
Kini nama Kent kian populer di kalangan penggemar tato. Melalui karyanya dalam merajah kulit, puluhan penghargaan pun berhasil dia torehkan. Mulai dari pernghargaan sertifikat menjadi juri lomba tato, Musium Rekor Indonesia (Muri) hingga Guiness Book of World Record (Rekor dunia) pun kini terpampang di dinding studi tato miliknya.
Mentato bagi Kent tidak hanya sebatas mengais rezeki, lebih dari itu berkiprah di dunia tato merupakan perjalanan hidup penuh makna. Melalui tato, Kent tahu artinya berbagi dengan sesama. Dari goresan tinta yang dia gambar di atas media kulit, Kent bisa mengenal lebih dekat sang pencipta.
Baca Juga: Masuk Zona Merah, Kota Bandung Tingkatkan Level Kewaspadaan
Menjadi tatoist atau tato artis, bagi pria kelahiran Bandung, 8 September 1972 itu, merupakan proses panjang yang tak kunjung usai.
"Kita tetap mengusung filosofi tidak berbisnis di kulit dalam tato ini tapi kita menghargai kulit dan Insyaallah untuk hasilnya itu sebagai upah dari yang di atas," tutupnya.
Kontributor : Aminuddin
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Sidang Korupsi Hibah NPCI Jabar: Hasil Audit Perkara Kevin Fabiano Dinilai Cacat Hukum
-
Terdapat 5 Link DANA Kaget Khusus untuk Warga Jabar, Klaim Sekarang Auto Cuan
-
Siap-siap! Lalu Lintas Tol Jabodetabek Meningkat Drastis
-
Indonesia Punya Harapan Baru Atasi Sampah, Ini Alasannya
-
Ridwan Kamil Segera Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Bank BJB