Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 06 Desember 2020 | 18:19 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. (Suara.com/Emi)

SuaraJabar.id - Awal Desember 2020, penghuni ruang rawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung meningkat hingga lebih dari 90 persen.

Peningkatan okupansi atau keterisian RSHS disebut-sebut sudah mulai dirasakan sejak November 2020.

Direktur Perencanaan, Organisasi, dan Umum RSHS Muhammad Kamaruzzaman mengatakan, saat ini okupansi ruang rawat Covid-19 telah mencapai 94 persen.

"Saat ini saja tingkat hunian rumah sakit sudah 94 persen, artinya memang rumah sakit harus berupaya ada penambahan kapasitas, baik itu peningkatan kualitas pelayanan atau dari segi ruang perawatan," kata Kamaruzzaman saat dihubungi Ayobandung.com-jaringan Suara.com pada Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: 300 Perawat di RSHS Bandung Rapid Test Corona, Semua Negatif

Ia mengatakan, meskipun okupansi masih cenderung fluktuatif, namun angkanya terus berada di atas 90 persen.

Kondisi ini menjadi indikasi bahwa pihaknya harus mulai mengambil langkah antisipatif, terlebih saat ini Kota Bandung berada dalam zona merah kewaspadaan Covid-19.

"Kondisinya tidak overload, namun memang peningkatannya fluktuatif. Kemarin sudah lebih dari 96%, sekarang sudah turun jadi 94 persen. Kapasitasnya belum melebihi 100 persen, tapi kalau di atas 90 persen itu perlu perhatian khusus dan dianggap penuh," jelasnya.

Ia menuturkan, RSHS Bandung memiliki sejumlah rencana apabila jumlah pasien terus bertambah. Pertama adalah pengadaan ECMO dari pemerintah pusat sebagai pengganti paru-paru pasien Covid-19 yang masuk dalam kategori berat.

RSHS juga meminta rumah sakit-rumah sakit di daerah untuk menerapkan sistem rujukan terintegrasi atau Sisrute bagi pasien bergejala. Sehingga, pasien bisa mendapat perawatan sesuai dengan  kondisinya dan tidak menumpuk di RSHS.

Baca Juga: Bertambah 10 Pasien PDP Virus Corona di RSHS Bandung, 1 Orang Meninggal

"Kita imbau rumah sakit yang dirujuk, kalau mau merujuk mohon sesuai indikasi yakni kasus moderat dan berat. Kalau memang cuma gejala biasa yang tidak perlu ditangani RSHS Bandung lebih baik dirawat di rumah sakit daerah atau isolasi mandiri," ungkapnya.

Selain itu, RSHS juga akan mengubah ruang Kemuning 4 dan 5 sebagai ruang perawatan khusus pasien Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan pasien. Sebelumnya, ruangan ini digunakan sebagai tempat transit pasien yang sudah pulih dari Covid-19.

Masing-masing ruangan berkapasitas 40 ranjang. Bila dibuka, maka keseluruhan ruang perawatan pasien Covid-19 di RSHS mencapai 179 ruangan.

"Lonjakan ini terjadi akibat libur panjang dan kerumunan demo yang kemarin bisa juga. Apalagi sebentar lagi Pilkada, kita harus hati-hati juga," ungkapnya.

"Makanya kita siapkan itu ruang Kemuning 4 dan 5, untuk pasien terindikasi berat dan menengah atau komorbid yang butuh pelayanan," jelasnya.

RSHS juga sudah meminta Pemprov Jabar untuk menambah ruangan  baugi pasien Covid-18 di Gedung BPSDM Cimahi. Saat ini, gedung tersebut berfungsi sebagai pusat isolasi mandiri para OTG.

"Mereka kan punya BPSDM. Kita usulkan buka lagi gedung kedua supaya kita bisa mengalirkan pasien-pasien yang cukup dirawat di BPSDM," ungkapnya.

Load More