Scroll untuk membaca artikel
Syaiful Rachman
Kamis, 24 Desember 2020 | 22:44 WIB
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong memberikan instruksi saat seleksi pemain Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pesepak bola hadir mengikuti seleksi pemain Timnas U-19 yang kemudian akan dipilih 30 nama untuk mengikuti pemusatan latihan di Thailand. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

SuaraJabar.id - Banyak hal yang bisa dikenang dari Shin Tae-yong jikan pria asal Korea Selatan tak lagi menukangi Timnas Indonesia.

Salah satunya, tentu adalah soal bagaimana dia sangat keras dalam menggembleng fisik para pemain.

"Sampai ada pemain yang pingsan saat fisiknya digenjot," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, mengomentari metode latihan Shin.

Shin Tae-yong memang menitikberatkan perhatian kepada kondisi fisik pemain tim nasional sejak dia dikontrak oleh PSSI pada Desember 2019.

Baca Juga: Latihan Super Keras Shin Tae-yong Tak Membuat Rachmat Irianto Gentar

Menurutnya, fisik pemain-pemain Indonesia jauh dari rata-rata bahkan kalau dibandingkan dengan negara-negara Asia lain seperti Korea Selatan dan Jepang.

Tim nasional U-19 Indonesia. (ANTARA/HO/PSSI)

Basis pemikiran itu dituangkan ke timnas U-19 yang dia latih. Target di timnas U-19 memang cukup berat yaitu setidak-tidaknya lolos dari fase grup Piala Dunia U-20 tahun 2021. Turnamen ini sendiri dijadwalkan berlangsung di Indonesia, 20 Mei-12 Juni 2021.

Bagi juru taktik timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut, kekokohan fisik yang di dalamnya termasuk kekuatan, kelincahan, daya tahan dan stamina merupakan dasar dari skuat berkualitas tinggi.

Tanpa kualitas fisik yang memadai, para pemain sulit untuk menerapkan strategi karena tak mampu berkonsentrasi penuh di atas lapangan.

"Saya mau pemain benar-benar fokus sepanjang laga," kata Shin seperti dimuat Antara.

Baca Juga: Pesan Buat 4 Pemain Bhayangkara Solo FC: Disiplin dan Jaga Nama Baik Klub

Shin Tae-yong menegaskan, lebih baik para pemain timnas U-19 menunjukkan performa maksimal selama 10 menit dengan stamina dan fokus di level terbaik dalam satu pertandingan, daripada bermain 90 menit tetapi kedodoran dan tak mampu menyaingi lawan.

Load More