Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 09 Februari 2021 | 17:50 WIB
ILUSTRASI Janda Bolong. Saat ini tanaman hias seperti janda bolong tengah menjadi buruan emak-emak di beberapa daerah di Jawa Barat. [ANTARA FOTO/Fanny Octavianus]

SuaraJabar.id - Pandemi Covid-19 memaksa banyak orang lebih banyak beraktivitas di rumah. Membuang kejenuhan, banyak emak-emak yang memulai hobi baru.

Emak-emak di Kabupaten Bandung misalnya. Mereka kini tengah menggandrungi tanaman hias.

Ibu Neni (50) warga Bumi Parahyangan Kencana, Cangkuang, kabupaten Bandung ini misalnya. Ia mengaku hampir tiga bulan lagi senang bertanam tanaman hias.

“Anak saya yang sering bawa tanaman hias. Biasa beli di pasar kaget. Tukang dagangnya bawa dari hutan. Saya jadi ketularan senang menanam,” katanya belum lama ini.

Baca Juga: Kades Ogah Pakai Dana Desa untuk PPKM, Ini Alasannya

Menurutnya, selain dapat membeli ia pun biasa mendapatkan tanaman hias lewat saling tukar dengan tanaman hias punya emak-emak tetangganya yang sama-sama senang memelihara tanaman hias.

Tanaman hias Aglonema  [Antara/Hisar Sitanggang]

“Aglonema, gelombang cinta, lidah mertua, hingga janda bolong saya punya,” katanya Bu Neni.

Sementara, laporan dari Cianjur menyebut, emak-emak atau ibu rumah tangga di Cianjur saat ini juga tengah menggandrungi tanaman hias. Ada yang dijadikan bisnis rumahan atau hanya sekadar hobi untuk dikoleksi saja.

Kegemaran menggeluti tanaman hias ini merebak seiring melonjak harga jenis tanaman hias tertentu, di antaranya tanaman janda bolong, tanaman kuping gajah mini, tanaman tanduk kijang, dan Aglonema.

Sari (36), ibu rumah tangga asal Desa Bojong Kecamatan Karangtengah, mengaku menggemari pohon tanaman hias mengikuti teman-temannya yang lagi ramai.

Baca Juga: Harganya Sadis Tak Manusiawi, Petani Babat Pohon Tomat Siap Panen

“Ikut-ikutan saja sih, nggak ada alasan lain. Kebetulan kan saya punya grup ibu-ibu sekolah anak saya, seru aja,” kata Sari pada Ayobandung.com-jejaring Suara.com beberapa hari yang lalu.

Sari mengakui, katanya jika dijadikan bisnis rumahan harganya lumayan bisa buat tambah-tambah kebutuhan dapur.

“Saya orientasinya bukan untuk bisnis, tapi penyegaran saja dimasa Pandemi Covid-19 cukup bikin stress, belum lagi jadi guru buat anak saya karena tidak belajar di sekolah,” tuturnya.

Berbeda dengan Dinda (41) warga Kelurahan Pamoyanan Kecamatan Cianjur, dirinya sengaja menggandrungi tanaman hiasa karena ada nilai bisnis tapi perawatannya mudah dan murah.

“Saya belajar dari teman dan juga memanfaatkan youtube cara menanam dan mengembangkan tanaman hias, ternyata memang mudah,” kata Dinda.

Contohnya tanaman hias janda bolong, cukup siapkan media tanam, lalu tanaman hias yang dibeli bisa dipisahkan menjadi beberapa pot.

“Saya cukup beli satu tanaman janda bolong, lalu saya pisah untuk ditanam lagi menjadi sekitar 5 pot. Kalau sudah tumbuh yang baru, bisa dijual kembali dan saya dapat untung,” terangnya.

Berkah Tersendiri bagi Pedagang Tanaman Hias

Gandrungnya emak-emak akan tanaman hias menjadi berkah tersendiri bagi petani dan pedagang bunga hias di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Gunawan Kartiwa (45), salah seorang pedagang bunga di Cihideung mengatakan, bunga hias menjadi incaran seiring banyaknya warga yang lebih banyak diam di rumah selama pandemi. Jualannya laris manis hingga tanaman hias belum siap panen pun laku dijual.

"Sekarang tanaman hias banyak diminati masyarakat, mungkin alasannya orang pada diam dirumah dari pada bengong jadi dialihkan mengurus bunga," ungkapnya beberapa waktu yang lalu.

ILUSTRASI tanaman hias. [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

Menurutnya, dalam sebulan terakhir penjualan tanaman hias semacam bunga mawar, gelombang cinta, lidah mertua, janda bolong, dan aglonema meningkat signifikan. Jika biasanya terjual sekitar 500 pot per bulan, sebulan terakhir naik 100%.

"Tanaman hias apa pun saat ini sedang bagus. Harga di kisaran Rp 20.000-50.000 per pot,"sebutnya.

Di samping itu, Gunawan yang telah puluhan tahun menjadi petani dan pedagang tanaman hias mengaku jika peluang bisnis bunga hias tergolong menjanjikan. Pemerintah seharusnya terus membuka sentra bunga hias baru untuk memenuhi permintaan pasar.

"Memang beberapa bunga hias untuk hajatan menurun, tetapi tanaman hias untuk kebun halaman rumah justru naik. Kitanya saja yang harus peka pada perkembangan minat konsumen," ungkapnya.

Load More