SuaraJabar.id - Investor asal Kanada diabarkan siap menginvestasikan uangnya sejumlah Rp 18 triliun untuk pembangunan fase pertama Bukit Algoritma di wilayah Cikidang dan Cibadak Kabupaten Sukabumi.
Hal ini disampaikan Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Kerja Sama Operasional atau KSO Budiman Sudjatmiko saat berkunjung ke Sukabumi, Minggu (18/4/2021).
Selain investor asal Kanada itu, Budiman menyebut ada juga calon investor dari negara lain yang tengah mereka jajaki.
"Kita juga sedang bernegosiasi dengan salah satu negara Asia, Timur Tengah, dan Eropa," kata Budiman kepada Sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengungkapkan investasi awal untuk proyek Bukit Algoritma terbagi ke dalam dua jenis, yakni klaster dan ekosistem.
Baca Juga: Janjian Tawuran Via Chat, Siswa SMK Tewas Bersimbah Darah
Dana Rp 18 triliun dari Kanada tersebut masuk untuk investasi klaster fase pertama yang akan digarap Badan Usaha Milik Negara PT Amarta Karya berupa pembangunan infrastruktur.
"Sementara untuk investasi ekosistem ini ada dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun," katanya.
Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung mengaku akan melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pada pertengahan Mei mendatang. Itu akan menandakan dimulainya pengerjaan fase pertama proyek Bukit Algoritma.
"Nanti setelah Lebaran, kira-kira pertengahan Mei kita akan lakukan groundbreaking di sini. Selanjutnya kita akan masuk ke pembangunan infrastruktur jalan akses," kata Nikolas.
Ia juga menanggapi soal pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG yang menyebut kawasan Cikidang dan Cibadak merupakan wilayah rawan gempa karena diapit Sesar Citarik dan Sesar Cimandiri.
Nikolas mangaku pada 1995 dirinya telah memiliki pengalaman dalam membangun proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP Gunung Salak.
Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Bayah Banten, Guncangannya Terasa hingga ke Sukabumi
"Jadi saya tahu karakter tanahnya juga. Kalau di lokasi yang dekat dengan sumber panas bumi, biasanya tanah ini labil," ujar dia.
Berita Terkait
-
7 Makanan Lebaran Khas Sukabumi yang Bikin Kangen saat Lebaran Tiba
-
Ramadan Penuh Berkah, Cleanermasjid & Driver ShopeeFood Kompak Bantu Masjid
-
KEK Industropolis Batang Bangun Ekonomi Nasional Melalui Industrialisasi dan Hilirisasi
-
KEK Industropolis Batang dan CSCEC Tandatangani MoU, Kukuhkan Sinergi dalam TCTP
-
KEK Industropolis Batang Diresmikan Presiden Prabowo, Danareksa Dorong Percepatan Investasi
Terpopuler
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Pembagian Port Grup Piala Dunia 2026 Dirilis, Ini Posisi Timnas Indonesia
- Masak Rendang 12 Kg, Penampilan BCL di Dapur Jadi Omongan
- Cruiser Matik QJMotor SRV 250 AMT Paling Digandrungi di Indonesia
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
Pilihan
-
Petaka Mees Hilgers: Cedera Jadi Kontroversi Kini Nilai Pasar Terus Turun
-
Potret Denny Landzaat Salam-salaman di Gereja Saat Lebaran 2025
-
Media Belanda: Timnas Indonesia Dapat Amunisi Tambahan, Tristan Gooijer
-
Jumlah Kendaraan 'Mudik' Tinggalkan Jabodetabek Tahun Ini Meningkat Dibandingkan 2024
-
PSSI Rayu Tristan Gooijer Mau Dinaturalisasi Perkuat Timnas Indonesia
Terkini
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?
-
Gubernur Dedi Mulyadi Libatkan Pakar, Evaluasi Besar-besaran Kegiatan Ekonomi di Pegunungan Jabar
-
Menjelang Lebaran, Wamen BUMN Pastikan Kesiapan Stok Uang
-
Jangan Panik! Ini Jadwal Lengkap Layanan BRI selama Libur Lebaran 2025
-
Dukung Pembangunan Berkelanjutan, BRI Peduli Bangun PLTMH di Desa BRILiaN