SuaraJabar.id - Sudah setahun lebih Hari (54), warga Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi ini harus berkutat dengan pasien Covid-19. Ia bisa disebut garda terakhir dalam menangani Covid-19.
Sebab, profesinya lah yang terakhir kali menyemayamkan pasien Covid-19 yang sudah meninggal. Hari adalah salah satu tukang gali kubur khusus jenazah Covid-19 di Kota Cimahi.
Bersama ketiga rekannya, yakni Dedi (40), Otang (49) dan Cecep (54), Hari biasa menggali kuburan di TPU Lebaksaat dan TPU Muslim Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Ia masih ingat betul kali pertama menggali kuburan untuk pasien Covid-19 tahun lalu, di mana ketika itu jenazah Covid-19 kerap ditolak warga sekitar. Kala itu Hari diminta untuk menggali liang lahat.
"Kan waktu itu banyak yang nolak karena pada takut," ujar Hari belum lama ini.
Untuk menghindari penolakan warga, kala itu ia menggali kuburan sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu ia masih sendiri untuk menggali kuburan, ditengah pusara-pusara yang sudah ada.
Bahkan, ada pula jenazah yang dikuburkan tengah malam, tepatnya sekitar pukul 00.00 WIB. Awalnya, Hari merasa takut tertular. Namun ia sadar betul inilah satu-satunya ladang untuknya mencari nafkah untuk dibawa pulang ke rumah. Ia sisihkan rasa takut itu.
"Tapi saya niatnya ibadah saja, yasudah dijalani," ujar Hari.
Seingatnya, ada sekitar 7 liang lahat yang ia gali sendiri saat awal-awal ramainya penolakan jenazah Covid-19. Hingga kemudian berjalannya waktu, Hari mendapatkan rekan baru untuk membantunya.
Baca Juga: Buang Sampah Sembarangan di Kota Cimahi Bisa Kena Denda Rp 50 Juta
Ia butuh rekan dan cangkul baru, mengingat saat itu jenazah kian banyak berdatangan. Dalam sehari dulunya, terkada ada enam jenazah pasien Covid-19 yang datang. Berbekal Alat Pelindung Diri (APD), Hari dan ketiga rekannya gali satu per satu liang lahat itu.
Tercatat kini sudah lebih dari 100 pusara yang dibuat Hari dan ketiga rekannya khusus jenazah Covid-19. Ia sudah terbiasa, walau ada hal yang membuatnya sedih.
Ia sedih ketika memasukan jenazah ke dalam liang lahat, sementara keluarganya hanya bisa menyaksikannya dari kejauhan lantaran ada protokol khusus yang diperuntukan bagi jenazah Covid-19.
"Jadi keluarganya itu di atas, kaya di tribun," ujar dia.
Kini, Hari masih harus berkutat dengan jenazah pasien Covid-19. Meskipun dalam lubuk hati terdalam, ia sangat berharap kondisi pandemi ini segera berakhir, sehingga pemakaman pun bisa normal seperti dulu lagi.
"Sekarang memang udah jarang, 3-4 hari gak ada, sekalinya datang 2 jenazah," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Menggeliat di Tanah Priangan: Kopi Excelsa Sumedang ke Panggung Dunia
-
Keajaiban di Sidoarjo: Tim SAR Selamatkan 3 Santri dari Reruntuhan Ponpes!
-
Babak Baru Korupsi Bank BJB: Uang Rp1,3 Miliar Cicilan Mobil Ridwan Kamil Disita
-
KPK Panggil Ridwan Kamil Usai Sita Uang Rp1,3 miliar, Potensi Tersangka?
-
Dugaan Rekaman Kadis ESDM Jabar: Jegal Larangan KDM, Jaminan Pengusaha Tambang Bebas dalam Seminggu?