SuaraJabar.id - Keberadaan jembatan apung di perairan Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ternyata menjadi lahan bisnis yang sangat-sangat menggiurkan.
Ada empat jembatan berbahan kayu yang mengapung di perairan Waduk Saguling yang menghubungan beberapa wilayah di Bandung Barat. Dari keempatnya, dalam setahun bisa menghasilkan sekitar Rp 1,2 miliar.
Keempat jembatan tersebut yakni Jembatan Jubang, yang menghubungkan Kampung Cibacang dengan Kota Baru Parahyangan di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang.
Jembatan Sasak Bodas yang menghubungkan Kampung Cangkorah dan Kampung Seketando, di Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar. Kemudian Surapatin yang menghubungkan Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, dan Desa Girimukti, Kecamatan Saguling.
Terakhir adalah Jembatan Bucin yang menghubungkan kampung yaitu Kampung Bunder, Desa Karang Anyar, Kecamatan Cililin dengan Kampung Cimonyet, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Cihampelas.
Keempat jembatan ini dibuat oleh Heri Supratikno. Dia memercayakan usaha jembatan ini kepada adiknya, Abdul Gofur (35) yang bertugas di lapangan.
"Semua mulai beroperasi tahun 2018, hanya beda bulan saja. Ini memang usaha keluarga, semuanya modal pribadi," terang Abdul Gofur saat ditemui Suara.com di Jembatan Surapatin, Senin (17/5/2021).
Izin Sudah Diurus
Sebelum membangun keempat jembatan tersebut, kata dia, semua perizinan sudah ditempuh dari berbagai pihak dari mulai warga setempat, PT Indonesia Power (IP) selaku pemilik aliran Sungai Citarum wilayah Saguling, dan izin ke Pemdes setempat.
Baca Juga: Transera Waterpark dan Jembatan Cinta Tarumajaya Ditutup Sementara
Untuk membuat jembatan tersebut, semua material langsung didatangkan dari Jawa Tengah, dengan pemilihan kayu jenis mahoni dan johar. "Bahannya semuanya kayu sama drum. Kecuali yang Jembatan Bucin itu dari besi," sebut Abdul.
Sejak pertama dioperasikan, pihak pengelola sudah menerapkan tarif bagi kendaraan sepeda motor. Untuk Jembatan Bucin dan Surapatin di Tarif Rp 5.000 dan Rp 2.000 untuk sepeda biasa. Sementara Jembatan Jubang dan Jembatan Sasak Bodas Rp 2.000 per sepeda motor.
"Untuk anak sekolah sama pejalan kaki gratis. Pegawai desa, guru, Puskesmas hanya sekali bayar jadi atau sejalan," terang Abdul.
Dari usaha penyebrangan tersebut, ungkap Abdul Gofur, penghasilan yang didapatnya dari semua jembatan penyebrangan mencapai Rp 100 juta setiap bulannya.
Artinya, dalam setahun dari keempat jembatan penyebrangan Itu bisa dihasilkan Rp 1,2 miliar. Penghasilan dari setiap Jembatan dan perbulannya pun bervariatif sebab tergantung kendaraan yang lewat.
Menghantikan Moda Transportasi Perahu
Berita Terkait
-
Sehari Cuma Dapat Rp10 Ribu, Ini 4 Fakta Getir Pedagang yang Tetap Setia pada Merah Putih
-
Jeritan Pedagang Bendera, Tolak Jual Bendera 'One Piece', Omzet Malah Terjun Bebas 50 Persen
-
Dari Simpati ke Jeruji Besi, Kisah Viral Ayah dan Bayi di Kolong Jembatan Berakhir Nahas
-
Kisah Hafid si 'Dokter Kolong Jembatan' Penuh Kejanggalan, Ini 5 Poin Keterangannya yang Meragukan!
-
Viral Cerita Dokter THT di Kolong Jembatan, Adi Sinau Hurip Kini Ungkap Sejumlah Kejanggalan
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
Ambisi Besar Cianjur 2025: Targetkan 30 Persen Turis Bule Hingga Janji Ramzi Bereskan 'Jalur Neraka'
-
5 Fakta Skandal Rp2,1 M di Garut: Dari Ultimatum DPRD Hingga Daftar 13 Kecamatan Wajib Setor Uang
-
Terjerat Temuan BPK, Ini Daftar 13 Kecamatan di Garut yang Wajib Kembalikan Uang Negara Rp2,1 M
-
Siapa Bertanggung Jawab? BPK Temukan Rp2,1 M Harus Kembali ke Kas Negara dari 13 Kecamatan Garut
-
5 Fakta Penting Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Subang, Puluhan Jadwal Kacau