SuaraJabar.id - Gegara nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa lawas itu kiranya masih bisa dipakai untuk merangkum kondisi yang dialami beberapa eks geng motor.
Di tengah upaya perbaikan ke arah yang lebih baik, oknum tak bertanggung jawab membuat nama organisasi mereka menjadi sorotan dan cibiran publik.
Kasus terbaru misalnya, diungkap Polsek Rancasari, Kamis (20/5/2021). Seorang pria yang mengaku bagian dari ormas otomotif XTC Indonesia sektor Ciwastra, ditangkap setelah mencoba menyerang seorang perwira polisi menggunakan balok dan badik, pada 9 Mei 2021 lalu.
Pelaku kini sudah ditangkap. Menurut keterangan kepolisian, penangkapan bahkan disertai tembakan timah panas karena yang bersangkutan disebut membahayakan petugas.
Baca Juga: Kuncen Makam Keramat di Sesar Lembang Ngaku Sering Didatangi Pejabat
Sebelumnya, bergeser ke Bandung Barat, yang juga ramai jadi perbincangan adalah bentrokan XTC dan Moonraker di Jalan Raya Purwakarta-Padalarang, Cipatat, pengujung Februari 2021 lalu. Insiden itu menelan satu korban jiwa. Di samping dua kasus itu, ada beberapa kasus lain yang terjadi di tengah pandemi ini.
Kasus-kasus tersebut dianggap bisa berbuah serius, kembali memanaskan seteru dan merusak citra kelompok yang padahal tengah berbenah diri sebagai ormas yang resmi.
Dosen Antropologi Unpad, Budi Rajab menilai, keonaran dan tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan segelintir orang sangat merugikan dan bisa membuat upaya pembenahan tadi jadi terhambat.
Karena ulah sebagian orang saja, borok lama itu seolah menguak kembali. Buntutnya, bisa mengukuhkan stigma masyarakat bahwa geng motor adalah pembuat onar.
"Meskipun kini telah menjadi ormas, ada citra buruk sebelumnya. Masyarakat bisa saja masih menilai mereka tetap geng motor, selalu bikin kerusuhan," katanya saat dihubungi, baru-baru ini.
Sebagaimana diketahui, transformasi geng motor telah dirintis sejak beberapa tahun lalu. XTC Indonesia, misalnya, mengikrarkan diri sebagai ormas sejak 2015 silam. Upaya perbaikan ini dianggap patut disayangkan jika harus tercoreng oleh oknum atau sebagian kecil anggotanya.
Baca Juga: Dulu Penerima PKH Kemensos, IRT Bandung Jadi Pedagang Sayur Sukses
Budi menilai, kelompok-kelompok bermotor ini memang memiliki tantangan yang khas, yakni masa lalunya. Citra lampau yang buruk penting untuk terus diupayakan agar benar-benar bisa tanggal.
Caranya, bisa dengan menghindari potensi kasus-kasus seperti yang telah disebutkan tadi, dan tak bosan menggencarkan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pembenahan geng motor menjadi organisasi otomotif yang positif, kata Budi, bukan sesuatu yang mustahil. Kendati demikian, imbuh Budi, penting menyadari bahwa kerja sosial tersebut mungkin sulit dicapai dalam waktu yang singkat. Perlu terus dirintis secara konsisten dan berkelanjutan, serta penuh kesabaran.
"Betul (harus konsisten). Harus dengan kesabaran untuk membangun citra organisasi," katanya.
Budi melanjutkan, karena butuh waktu lama, para pengurus organisasi harus betul-betul berupaya mengendalikan anggotanya. Di sisi lain, sebab stigma buruk itu sangat mungkin belum luntur seluruhnya, maka penting juga bagi masyarakat untuk tetap berpikir terbuka.
"Memerlukan waku yang sangat lama. Citra di masyarakatnya sudah tertanam bahwa itu geng motor," katanya.
"Memang sebenarnya lebih baik menjadi organisasi. Hanya memerlukan waktu saja. Jangan sekali-kali membuat onar lagi," imbuh Budi.
Budi juga menilai, bisa saja kasus-kasus tersebut kembali mencuat karena terpengaruh kondisi pandemi. Di saat pandemi, kegiatan-kagiatan masyarakat mau tidak mau dikenai pembatasan. Situasi ini dapat menjadi tekanan, gilirannya menimbulkan kejenuhan.
"Bisa juga jenuh, tidak ada kegiatan," katanya.
Budi berpesan, agar semua kelompok otomotif di manapun bisa menahan diri untuk tidak melakukan keonaran atau tindakan-tindakan yang tergolong sebagai pelanggaran hukum. "Jangan bertindak seperti yang lalu-lalu," pungkasnya. [Suara.com/M Dikdik RA]
Berita Terkait
-
Comeback Sempurna! Persib Bandung Kalahkan Lion City Sailors
-
iPhone 16 Diblokir? Apple Siapkan Investasi Rp158 Miliar di Bandung
-
Sukses Digelar! Workshop Suara.com dan UAJY di 3 Kota Diikuti 150 Lebih Digital Creator
-
Bojan Hodak Tinggalkan Persib demi Selangor FC? Ini Kata Sang Pelatih
-
Saingan Berat Jeje Govinda, Kekayaan Hengky Kurniawan dan Gilang Dirga Tak Kalah Fantastis
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Kirim Uang ke Luar Negeri? Ada Hadiah Menarik dari BRImo
-
Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 triliun Hingga Akhir Triwulan III 2024
-
Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Siapkan Penanganan Tanggap Darurat
-
Pengen Daftar BRI UMKM EXPO (RT) 2025, Ikuti Langkah-langkah Berikut!
-
Laba BRI Tembus Rp45,36 Triliun, UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan