SuaraJabar.id - Sebuah foto yang memperlihatkan sebuah bangunan bersejarah yang diduga peninggalan Belanda yang hampir rata dengan tanah sempat viral beberapa waktu lalu.
Bangunan bersejarah yang 80 persen struktur bangunannya telah rata dengan tanah itu terletak di Kampung Kebon Kalapa, RT 4 RW 2 Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hancur.
Bangunan itu diratakan dengan tanah karena terimbas proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Di lokasi itu yang tersisa hanya bongkahan-bongkahan batu bekas bangunan, serta sebuah menara dengan tinggi sekitar 10 meter.
Diduga, menara itu merupakan bekas menara air zaman dulu untuk suplai kereta uap di stasiun Padalarang.
Gambar menara air peninggalan Belanda itu sempat viral di media sosial setelah PT KAI bersama KCIC melakukan penertiban di kawasan tersebut untuk pembangunan stasiun hub Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada akhir Juni 2021 lalu.
Dari penelusuran literatur yang dilakukan Ayobandung.com-jejaring Suara.com terkait bangunan tersebut, didapatkan dokumen yang foto udara kawasan stasiun Padalarang sekitar tahun 1920-an dari laman Nationaal Museum van Wereldculturen (NMVW).
Foto udara kawasan stasiun Padalarang sekitar tahun 1920-an dari laman Nationaal Museum van Wereldculturen (NMVW). (collectie.wereldculturen.nl).
Foto yang diambil dari sebuah pesat itu memperlihatkan pemandangan stasiun Padalarang.
Baca Juga: Denda PPKM Darurat Jauh Lebih Besar dari Penghasilan, Nur Tak Bisa Beri Uang ke Anak Yatim
Terlihat disebelah utara atau dibelakang stasiun sebuah kompleks perumahan hampir setengah luas lapang bola. Tampak dari foto tersebut menara air yang masih utuh ditutup atap.
Salah seorang warga, Aah (72) membenarkan bangunan itu dulu bekas menara air. Bahkan kakek buyutnya disebut ikut andil bekerja dalam pembangunan gedung itu.
"Ini komplek pegawai kereta api. Kata kakek saya ini dibangun sekitar tahun 1906. Dia juga ikut membangun gedung ini. Airnya buat kareta hideung (kereta uap)," kenang Aah saat ditemui, Senin (19/7/2021).
Menurutnya, sumber air untuk menara itu diambil dari gunung di daerah Cisaladah. Selain pasokan untuk kereta uap, warga sekitar juga kerap memakai untuk mandi dan air minum.
Aah menjelaskan, warga tak bisa mendapatkan akses langsung terhadap air dari menara itu. Namun masyarakat sekitar diperbolehkan menampung air jika meluber.
"Dulu kan yang punya WC itu jarang, nah di sini kita diuntungkan karena air yang meluber boleh ditampung," pungkasnya.
KCIC telah dimintai konfirmasi terkait hal ini. Namun hingga saat ini belum memberikan keterangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
Terkini
-
Gunung Gede Jadi Tong Sampah, Pendaki Jorok Terancam Blacklist Nasional
-
Terbongkar! 3 Biang Kerok di Balik Anggaran Jumbo Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
-
Ini Biang Kerok Anggaran Fantastis Dedi Mulyadi: PAD Rp19 Triliun dan Pergub Era Ridwan Kamil
-
Bela Anggaran Fantastis Rp33,2 Miliar Dedi Mulyadi, Herman Suryatman: Buat...
-
Jasadnya Ditemukan di Bekasi, 3 Fakta Paling Mengejutkan dari Kasus Pembunuhan Kacab Bank