Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 17 Agustus 2021 | 16:09 WIB
ILUSTRASI-Para pekerja hiburan malam Kota Bandung menggelar aksi damai di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/8/2020). [Suara.com/Cesar Yudistira]

Bahkan, dirinya terpaksa ambil jalan pintas dengan mengajukan pinjaman online. Ia sadar betul risikonya. Namun kalau itu tak ada jalan lain sebab keluarganya tetap harus dipenuhi kebutuhannya. Dapur pun harus selalu "ngebul".

Kini, kondisi serupa kembali dialaminya setelah pemerintah menerapkan PPKM Darurat-Level 4 sejak 3 Juli lalu. Klub malam tempatnya mencari pundi-pundi rupiah pun kembali harus ditutup.

Saepul pun mencoba jadi kuli serabutan namun jelas tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Kadang juga minjem ke kantor. Kadang dikasih orang tua sama mertua," keluh Saepul.

Baca Juga: Sudah Buka Lagi, Mall di Bandung Masih Sepi Pengunjung

Lagi-lagi ia terjepit sehingga memutuskan untuk memanfaatkan kembali pinjaman online. Sudah dua hari ini ia belum juga membayarnya. Risikonya jelas, ada "teror" rentenir pinjaman online yang bisa saja dihadapinya.

"Buat bayarnya juga bingung. Sekarang belum bisa, telat 2 hari," ucap Saepul.

Di tengah ketersesakan ini, mirisnya Saepul mengaku sama sekali belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah sejak awal Pandemi Covid-19.

Nasib serupa dialami Mega Tri Anjani (24), pekerja di sektor hiburan malam lainnya. Hanya saja ia sedikit lebih beruntung sebab belum memiliki tanggungan keluarga.

Waiters di salah satu tempat hiburan malam itu masih bisa merogoh kocek dari tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat tak dapat penghasilan karena tempat kerjanya ditutup.

Baca Juga: PPKM Kota Semarang Turun Level, Wali Kota Sebut Peluang Pembelajaran Tatap Muka Dibuka

"Iya gak digaji kan perusahaan juga gak ada pemasukan. Paling saya ikut jualan kaya jadi resseler gitu," ujarnya.

Load More