Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 03 September 2021 | 17:00 WIB
Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid. [Suara.com/Stephanus Aranditio]

SuaraJabar.id - Putri sulung Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid mengaku geram dengan aksi penyerangan dan perusakan masjid di Kalimantan Barat.

Ia mempertanyakan peran negara yang seharusnya melindungi kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Putri Gus Dur itu geram akibat Masjid Ahmadiyah di Kecamatan Tempunak, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) dirusak oleh ratusan orang setelah salat Jumat, 3 September 2021.

Massa yang datang dan menghancurkan masjid, menggunakan berbagai alat mulai dari kayu, bambu, hingga batu.

Baca Juga: Heboh Sertifikat Vaksin Presiden Jokowi Bocor, Menkominfo Buka Suara

Masjid itu merupakan tempat ibadah milik Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Bangunan masjid terletak di Desa Balai Harapan, Kecamatan Tempunak, Sintang, Kalimantan Barat.

Masjid Ahmadiyah di Kecamatan Tempunak, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) dirusak. [Hops.id/Twitter]

Dia menilai, apapun alasannya, perusakan terhadap bangunan milik orang lain adalah tindakan melanggar hukum, teror, dan merusak hak konstitusional rakyat.

“Sekelompok orang mengatasnamakan umat Islam merusak bangunan masjid Ahmadiyah di Sintang. Apapun alasannya, ini tindakan melanggar hukum: perusakan bangunan milik orang, pelanggaran hak konstitusional warga, tindakan teror,” kata Alissa Wahid dikutip dari Hops.id-jejaring Suara.com, Jumat (3/9/2021).

Kemudian salah satu tokoh GUSDUR-ian ini mempertanyakan mengapa tindakan brutal semacam ini dibiarkan di negara yang berasaskan kemajemukan.

Baca Juga: 300 Petugas TNI dan Polri Jaga Lokasi Perusakan Tempat Ibadah Ahmadiyah di Sintang

“Masa praktik seperti ini dibiarkan, pak Jokowi?,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia menyayangkan sejumlah aparat yang bertugas, khususnya kepolisian yang seakan membiarkan perusakan rumah ibadah itu terjadi.

Padahal, kata Alissa Wahid, sejumlah aparat kepolisian tampak berada di sekitar lokasi saat perusakan terjadi.

“Ada barisan polisi di sana pada saat perusakan ini terjadi. Saya tidak tahu mengapa perusakannya bisa dibiarkan,” imbuhnya.

Load More