Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 13 September 2021 | 13:05 WIB
ILUSTRASI-Objek wisata The Great Asia Afrika di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Fenomena mengubah konsep objek wisata dari hanya sekedar rekreasi menjadi kemasan restoran menjadi tren kekinian di kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Fenomena perubahan konsep itu mulai terlihat belakangan ini ketika objek wisata tak kunjung dibuka selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

Sementara restoran dan penginapan diizinkan tetap beroperasi dengan pembatasan ketat.

Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB, sedikitnya ada sekitar 12 objek wisata yang kini lebih mengedepankan konsep restoran dibandingkan objek rekreasinya.

Baca Juga: Sandiaga Uno Gelar Sayembara Penamaan Objek Wisata Sekitar PLTA Koto Panjang

"Ada 12 objek wisata yang sudah pada bertransformasi (menjadi restoran)," ungkap Wakil Ketua PHRI KBB, Eko Supriyanto saat dihubungi Suara.com, Senin (13/9/2021).

Menurut Eko, perubahan konsep bisnis pariwisata itu lumrah terjadi. Bukan karena terdesak di tengah pandemi Covid-19, tapi, kata dia, karena kreativitas dan pandai dalam memanfaatkan peluang.

ILUSTRASI-Pengunjung Tengah Menikmati Wahana Penangkaran Rusa di TWGC, Lembang, Bandung Barat. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

"Memang sekarang mulai beralih karena kreativitas dari pengusaha. Yang memungkinkan adalah kuliner," ujar Eko.

Tren perubahan konsep tersebut menjadi berkah tersendiri bagi pelaku bisnis pariwisata di Bandung Barat.

Sebab dengan konsep restoran outdor dengan perpaduan alam ternyata menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Baca Juga: Poster Jadul Burger King Tahun 80an Viral, Harganya Jadi Sorotan

Konsep tersebut sangat menyedot pengunjung. Hal itu terlihat dengan adanya peningkatan pengunjung pada akhir pekan lalu. Bukan hanya dari Bandung Raya, banyak juga yang berasal dari luar daerah.

Load More