SuaraJabar.id - Peningkatan kewaspadaan bencana harus dilakukan secara inklusif, butuh pelibatan secara aktif antara kelompok disabilitas berbagai ragam dengan kelompok non-disabilitas.
Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Inklusi Indonesia (CAI) mengatakan, kelompok perempuan disabilitas jangan cuma diposisikan sebagai objek atau beban masyarakat.
Menurutnya, mereka mesti didorong menjadi subjek aktif yang memiliki pemahaman manajemen kebencanaan sehingga nantinya tahu cara menyelamatkan diri dan orang lain.
"Kelompok disabilitas, apalagi perempuan disabilitas, jarang sekali dilibatkan dalam kegiatan kebencanaan, kalaupun diundang hanya sebagai peserta pasif, apakah kami benar-benar dimintai pendapat?," tanya Kustini baru-baru ini.
Padahal perumusan manajemen kebencanaan sangat membutuhkan sumbangsih dari kelompok disabilitas. Penting untuk selalu disadari, lanjut Kustini, setiap ragam disabilitas memiliki kekhususannya masing-masing.
Misalnya, disabilitas netra mungkin membutuhkan peringatan bencana melalui tanda bunyi, namun kelompok disabilitas rungu wicara tentu membutuhkan tanda yang berbeda.
Secara mendasar, manajamen bencana ini butuh dirumuskan secara bersama. Suara kelompok disabilitas itu harus mendapat ruang dan benar-benar didengar sebagai pendapat publik.
Pemberdayaan publik dinilai menjadi langkah penting dalam menunjang kesiapsiagaan bencana. Yang dibutuhkan saat ini, katanya, bukan hanya merespon kejadian setelah terjadi bencana, tetapi mengantisipasi agar risiko bencana dapat diminimalkan.
"Ini menjadi upaya untuk mendorong agar teman-teman disabilitas punya pemahaman melindungi diri sendiri dan diharapkan bisa menyampaikan atau mentransfer ilmu ke lingkungan terdekat," katanya di sela kegiatan pelatihan kebencanaan untuk disabilitas di Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Duh, Jalan Provinsi di Kabupaten Banyumas Nyaris Putus Karena Longsor
"Secara keseluruhan ada 10 peserta yang terlibat, semuanya perempuan disabilitas dari berbagai ragam. Jumlah peserta dibatasi karena pandemi Covid-19, tapi kami berharap nantinya mereka bisa jadi fasilitator," ungkapnya.
Kustini menyampaikan, untuk wilayah sendiri ditentukan setelah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung. Kecamatan Majalaya terpilih karena rawan bencana hidrometeorologis.
"Selain di Majalaya kami juga tengah melakukan pendampingan untuk kelompok perempuan disabilitas di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Di sana rawan gempa sehubungan dengan aktivitas Sesar Lembang," jelasnya.
Libatkan Kelompok Disabilitas dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana
Sementara itu, Ketua FPRB Kabupaten Bandung, Wewen Mulyadi turut menegaskan, Kecamatan Majalaya menjadi daerah di Kabupaten Bandung yang termasuk rawan bencana, bahkan memiliki potensi banjir bandang.
"Kecamatan Majalaya ini sangat rawan. Elevasi Citarum dari Kertasari ke Majalaya itu sekitar 45 derajat. Artinya, ada potensi bandang," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Empat Laga Kandang di Desember, Luciano Guaycochea Ajak Bobotoh Padati Stadion GBLA
-
Bupati Tak Menyerah, tapi Sistem Penanganan Bencana Aceh Jelas Kewalahan
-
Akses Darat Terputus, BBM Disalurkan via Udara ke Bener Meriah dan Aceh Tengah
-
Update Banjir Bandang Nagan Raya Aceh: 1.807 Rumah Warga Rusak, Ini Data Rincinya
-
Ketua MPR Ungkap Alasan Pemerintah Belum Naikkan Status Bencana di Sumatera
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
Terkini
-
Kasus Video Asusila Lisa Mariana Masuki Babak Penjemputan Paksa
-
DPRD Bogor Beri 'Lampu Hijau' TPAS Galuga dengan Catatan Keras
-
Miris! Lapor Bapak Selingkuh dan Nikah Siri, Anak Pejabat Disdik Bogor Malah Telan Pil Pahit
-
Dedi Mulyadi Tancap Gas Pulihkan Citarum dan Infrastruktur Jabar di 2026
-
Lewat Tim Elang Relawan BRI, BRI Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Sumatra