Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 26 November 2021 | 13:26 WIB
Kabupaten Bandung

SuaraJabar.id - Kabupaten Bandung merupakan daerah yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Sejarah Kabupaten Bandung selalu menarik untuk diketahui dan dipelajari karena kisahnya yang panjang.

Kabupaten yang didominasi oleh daerah pegunungan ini memiliki 31 kecamatan, 10 kelurahan dan 270 desa. Kabupaten Bandung merupakan pemerintah daerah yang berdiri sendiri di luar Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Lahirnya Kabupaten Bandung berawal dari Piagam Sultan Agung Mataram, tepatnya pada 20 April 1641 Masehi. Maka setiap 20 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung.

Saat berdiri, Kabupaten Bandung dipimpin oleh seorang bupati yang bernama Tumenggung Wiraangunangun. Masa jabatannya mulai 1641 hingga 1681 masehi.

Baca Juga: Viral Warganet Makan Seblak Pakai Cara Nyeleneh, Publik: Nggak di Wajan Sekalian?

Dalam perjalanannya, Kabupaten Bandung disatukan dengan Timbanganten pada masa pemerintahan Anggadiredja III (1763-1747). Pada 1786, Batulayang juga dimasukkan ke dalam pemerintah Kabupaten Bandung.

Salah satu destinasi wisata di Ciwidey Kabupaten Bandung yang terimbas penyekatan mudik saat lebaran tahun ini. [Antara]

Pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829), ibu kota Kabupaten Bandung dipindah dari Krapyak (Dayeuh Kolot) ke pinggir sungai Cikapundung, yang saat ini menjadi alun-alun Kota Bandung.

Pasalnya pemindahan itu dilakukan karena daerah pinggir sungai Cikapundung bisa lebih memberikam prospek yang lebih maju untuk perkembangan wilayah Bandung ke depannya. Adapun yang menginisiasi pemindahan itu yakni Gubernur Jendral Hindia Belanda Daendels, 25 Mei 1810.

Kabupaten Bandung mulai berkembang pada pemerintahan Bupati Wiranatakusumah IV (1846-1874). Sebagai sosok yang progresif, ia meletakkan dasar master plan Kabupaten Bandung atau yang terkenal dengan sebutan Negorij Bandoeng.

Ia mendapatkan sebutan Dalem Bintang atas sejumlah prestasi yang didapatkan. Diantaranya yakni pembangunan pendapa kabupaten dan masjid agung pada 1850 dan pemrakarsa pembangunan sekolah raja serta mendirikan Opleding School Voor Indische Ambtenaaren.

Baca Juga: Usulan Kenaikan UMK KBB Tertinggi di Jabar, Hengky Kurniawan Siap Disanksi

Pada 17 Mei 1884, tepatnya pada pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, kereta api mulai masuk Bandung. Kawasan Bandung pun semakin menggeliat dan ramai. Bandung tidak hanya dihuni oleh pribumi melainkan juga dari bangsa Eropa.

Hingga pada akhirnya pada masa pemerintahan RAA Martanegara, tepatnya pada 21 Februari 1960, ibu kota Kabupaten Bandung beralih statusnya menjadi Kotamadya atau memiliki pemerintahan sendiri.

Pada masa kepimipinan Kolonel R.H. Lily Sumantri, terdapat rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung ke wilayah hukum Kabupaten Hukum, yakni berada di daerah Baleendah.

Namun rencana itu tidak berhasil karena Baleendah tidak memungkinkan dijadikan ibu kota lantaran kondisi fisik dan geografis. Kemudian pada pemerintahan Kolonel HD Cherman Affendi, ibu kota Kabupaten Bandung dipindah ke Kecamatan Soreang. Kini Soreang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bandung.

Sejarah perjuangan

Perjuangan para pahlawan di Kabupaten Bandung ditandai dengan adanya Tugu Juang Siliwangi Baleendah. Dalam penjajahan Belanda di Indonesia, warga Bandung terlibat dalam peralawanan atau peperangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Perlawanan di Bandung dimulai sejak abad ke-17. Perlawanan saat itu dipimpin oleh Tatar Ukur Adipati Wangsanatakusumah atau populer dengan sebutan Dipati Ukur. Ia memberontak terhadap benteng pertahanan VOC di Batavia.

Bahkan Dipati Ukur juga berhasil menewaskan komandan VOC. Akibatnya terjadilah peperangan besar antara pahlawan Indonesia dengan penjajah.

Berdasarkan berbagai literatur yang ada, para pejuang di Jawa Barat pada zaman dahulu menggunakan sejumlah senjata khas Sunda. Adapaun senjata tradisional Jawa Barat yakni:

Kujang, arit, gacok, congkrang, balincong, bedog, baliung, sulimat, bajra, patik, ani-ani dan lain-lain.

Geografi

Kabupaten Bandung berada di cekungan kawasan Bandung. Daerah ini sebagian besar terdiri dari dataran tinggi serta terdapat pegunungan di sekelilingnya. Di dataran rendah atau cekungan, penduduknya cukup padat.

Sungai yang cukup populer di Jawa Barat yakni Sungai Citarum melewati kawasan dataran rendah di Kabupaten Bandung sebelum masuk ke waduk Saguling. Tak heran jika pada musim penghujan sering terjadi banjir di kawasan itu.

Di Kabupaten Bandung terdapat sejumlah gunung, diantaranya Gunung Patuha, Gunung Malabar, Gunung Papandayan dan Gunung Manglayang. Adapun wilayah Kabupaten berbatasan langsung dengan Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Suban, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur.

Kepala daerah

Sejak berdiri hingga sekarang, sudah ada 25 orang yang menjabat sebagai Bupati Bandung, yakni:

  • Tumenggung Wiraangunangun
  • Tumenggung Ardikusumah
  • Tumenggung Anggadireja I
  • Tumenggung Anggadireja II
  • R. Anggadireja III (R. Wiranatakusumah I)
  • R.A Wiranatakusumah II
  • R. Wiranatakusumah III
  • R. Wiranatakusumah IV
  • R.A Kusumahdilaga
  • R.A.A Martanegara
  • R.H.A.A Wiranatkusumah V
  • R.T Hasan Sumadipraja
  • R.H.A.A RTE Supriaputra
  • R.T.M Wiranatakusumah VI
  • R. Apandi Wiradiputra
  • R.Godjali Gandawidura
  • R. Memed Ardiwilagaa
  • Masturi
  • R.H Lily Sumantri
  • Sani Lupias Abdurachman
  • Cherman Effendi
  • H.U Hatta Djatipermanaa
  • Obar Sobarna
  • Dadang M. Nasser
  • Dadang Suriatna

Pusat Wisata

Tempat wisata di Kabupaten Bandung berpusat atau paling banyak berlokasi di Kecamatan Pangalengan. Adapun diantara tempat wisata di Pangalengan yakni:

  • Situs Rumah Hitam
  • Situs Makam Bosscha
  • Situ Cileunca
  • Situ Cipanunjang
  • Situ Aul
  • Curug Malabar
  • Curug Panganten
  • Curug Sanghiang
  • Bumi Perkemahan Rahong
  • Batu Korsi 

Demikian penjelasan mengenai sejarah Kabupaten Bandung. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang sejarah.

Kontributor : Muhammad Aris Munandar

Load More