Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 28 November 2021 | 13:57 WIB
Jembatan yang menjadi akses jalan antar dua kampung di Bandung Barat ambruk diterjang banjir bandang, Minggu (28/11/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Sebuah jembatan penghubung dua kampung yang terpisahkan oleh Sungai Cipada, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ambruk diterjang banjir bandang, Minggu (28/11/2021).

Tak ada korban jiwa akibat peristiwa bencana alam yang terjadi pukul 05.00 WIB itu, namun aktivitas warga menjadi lumpuh sebab jembatan yang berada di atas Sungai Cipada itu menjadi akses utama warga.

Ada delapan Kepala Keluarga (KK) di Kampung Cibungbulang, Desa Campaka Mekar, Kecamatan Padalarang, KBB terisolir lantaran jembatan tersebut merupakan penghubung satu-satunya dengan Kampung Lebak Leungsir, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, KBB.

"Awalnya ya karena hujan terus air sungainya meluap. Jadi terus-terusan kena banjir sejak Jumat kemarin, akhirnya ambruk tadi subuh," terang Rahmat (39) salah seorang warga.

Baca Juga: Banjir Belum Surut, Perahu Nelayan di Sukabumi Pindah ke Jalan

Jembatan dengan panjang 10 meter dan lebar 1,5 meter itu ambruk sepenuhnya hingga menutupi aliran Sungai Cipada.

Kini warga sedang melakukan pembongkaran material jembatan supaya aliran air sungai tak tersendat dan menimbulkan banjir lagi.

"Sekarang dibersihkan dulu biar tidak menghalangi aliran air. Kalau banjir nanti bisa ke rumah warga yang lainnya," tutur Rahmat.

Pihaknya sudah menyampaikan peristiwa ambruknya jembatan tersebut ke pemerintah desa setempat. Rencananya pihaknya bakal membangun jembatan sementara dari bambu agar warga Cibungbulang bisa beraktivitas dengan normal lagi.

"Rencananya mau bikin jembatan dari bambu yang penting warga bisa lewat dulu jadi enggak terisolasi," beber Rahmat.

Baca Juga: PPKM Level 3 di Akhir Tahun, Hengky Kurniawan: Jangan Kambing Hitamkan Pariwisata

Personel TNI Koramil Padalarang Serka Nana mengatakan jembatan tersebut merupakan akses utama kedua kampung. Sehingga kini aktivitas warga di dua kampung tersebut terganggu.

"Ini akses utama, otomatis aktivitas warga terganggu. Sehingga kami berkoordinasi dengan BPBD agar ada akses alternatif untuk warga supaya bisa beraktivitas lagi," ujar Nana.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More