SuaraJabar.id - Fakta mengejutkan terungkap dalam sidang kasus pencabulan belasan santriwati yang digelar di Pengadilan Negeri Bandung, Kamis (23/12/2021).
Terungkap fakta bahwa terdakwa HW membatasi aktivitas sosial santriwati di tengah masyarakat dengan cara mengurung mereka di kawasan lembaga pendidikan yang dikekolanya.
Sehingga salah satu santriwati korban yang diperkosa empat kali pun tak bisa melapor atau mengadukan perlakuan bejat guru ngajinya, HW.
Dalam sidang di PN Bandung, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menghadirkan tiga orang saksi yang dihadirkan, di antaranya Ketua RT dan santriwati yang menjadi korban kekerasan seksual.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin: Kita Sudah Tercoreng, Pesantren Kok Melakukan Kekerasan Seksual
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat, Asep N. Mulyana yang dalam persidangan bertindak sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengatakan keterangan saksi mendukung pembuktian dakwaan terhadap Herry.
“Salah satu saksi yang menyatakan bahwa mereka disetubuhi oleh si pelaku bahkan sampai empat kali,” kata Asep usai sidang.
“Ada rasa takut dia (korban) tidak melapor atau memberitahukan kepada pihak lain, karena berada di rungan tertutup dan terkunci,” ia melanjutkan.
Kondisi tertutup kawasan pendidikan yang dikelola Herry pun didukung oleh keterangan saksi lain. Para penghuni jarang terlihat atau berbaur dengan masyarakat.
“Kegiatan yang dilakukan terdakwa ini sangat tertutup dan antisosial, jadi tidak pernah berbaur. Masyarakat tidak pernah tahu kalau di situ ada kegiatan keagamaan dan sebagaianya.
Baca Juga: Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus di Soekarno-Hatta Bandung
Sebelumnya diberitakan, Kasipenkum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat, Dodi Gazali Emil mengatakan, pihaknya akan menghadirkan tiga orang saksi dalam persidangan kali ini.
Dodi menuturkan ketiga saksi tersebut antara lain dua orang dewasa dan satu orang saksi anak.
Sama seperti sidang sebelumnya, sidang hari ini masih dilaksanakan secara tertutup dan dilaksanakan kombinasi antara offline dan online.
"Tiga saksi itu dua orang dewasa merupakan ketua RT dan satu orang saksi anak," katanya.
Sebelumnya, sidang lanjutan kasus HWdigelar pada Selasa (21/12/2021) kemarin.
Sidang tersebut langsung dihadiri oleh Kepala Kajati Jabar, Asep Mulyana, yang bertindak sebagai JPU atau Jaksa Penuntut Umum.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
-
5 Rekomendasi HP Samsung Murah dengan Spesifikasi Gahar Terbaru Juni 2025
-
7 Moisturizer Terbaik Lembapkan Wajah Kuatkan Skin Barrier: Bye-bye Kulit Kusam!
-
4 Rekomendasi Skincare Mengandung Glycolic Acid, Manjur Atasi Flek Hitam Cegah Penuaan
-
Update Market Value Pemain Timnas Indonesia H-1 Lawan Jepang, Siapa Melonjak?
Terkini
-
Sidang Korupsi Hibah NPCI Jabar: Hasil Audit Perkara Kevin Fabiano Dinilai Cacat Hukum
-
Terdapat 5 Link DANA Kaget Khusus untuk Warga Jabar, Klaim Sekarang Auto Cuan
-
Siap-siap! Lalu Lintas Tol Jabodetabek Meningkat Drastis
-
Indonesia Punya Harapan Baru Atasi Sampah, Ini Alasannya
-
Ridwan Kamil Segera Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Bank BJB