Lebih jauh Asep mengatakan, sejumlah hotel direkomendasikan untuk menjadi tempat isolasi berbayar bagi pasien bergejala ringan atau tanpa gejala.
Tujuannya, menekan tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit, sehingga bisa lebih banyak menampung pasien gejala sedang hingga berat. Kendati begitu, Asep enggan menyebutkan hotel-hotel yang dimaksud.
"Kita merekomendasikan beberapa hotel untuk menjadi tempat isoman berbayar. Kenapa berbayar? Karena di rumah sakit juga kan berbayar," katanya.
Asep menegaskan, pemerintah hanya menanggung biaya perawatan bagi pasien yang bergejala sedang hingga berat, termasuk yang ringan tetapi ada komorbid.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Mempawah Rendah, Sutarmidji : Apalagi yang Jadi Kendala?
"Dihitung-hitung kemarin ternyata lebih murah berbayar di hotel daripada di rumah sakit. Bagi orang yang mampu bayar disarankan di hotel saja, nanti di hotel juga ada nakes (tenaga kesehatan) dan sebagainya," katanya.
"Menyiapkan sekitar 200 tempat tidur. Tapi sebenarnya di kewilayahan juga kan ada, (isolasi terpadu), meski baru satu (tempat isolasi) kecamatan yang terisi, yaitu Kecamatan Coblong. Lainnya belum. Orang lebih nyaman di rumah," katanya lagi.
Sebelumnya, Plt Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, menurut amatan Satgas Covid-19 Kota Bandung, tak sedikit warga yang bergejala ringan tapi tetap ingin dirawat di rumah sakit. Akibatnya BOR akan tinggi. Jika begitu, ujungnya akan berpengaruh pada level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Dampaknya relaksasi kita berhentikan, beberapa tempat harus ditutup, makanya BOR kita upayakan (rendah)," katanya.
Yana mengungkapkan, Pemerintah Kota Bandung juga mendorong rumah sakit agar meningkatkan kapasitas tempat tidur. Hingga, Rabu (16/2/2022) BOR berada di angka 30 persen, data sebelumnya berada di 59 persen.
Baca Juga: 23 Warga Lhokseumawe Terpapar Covid-19
"Kita dorong kapasitas tempat tidurnya ditingkatkan, sekarang baru 800, dulu kita pernah sampai 2.300 waktu (penyebaran varian) Delta. Kalau jumlahnya ditingkatkan, rasionya jadi kecil. Kemarin, ada 400 orang yang dirawat dari 800 tempat tidur, berarti 50 persen. Kalo sekarang 400 orang dirawat tapi tempat tidur 2.000, kan berarti cuma 20 persen BOR-nya," katanya.
Berita Terkait
-
Murka Puan Maharani Soal Aksi Mesum Dokter Priguna: Pengkhianatan Serius Terhadap Etika Kemanusiaan!
-
Warganet Tanya Soal Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor, Kang Dedi Mulyadi Samakan Dengan Nabi
-
Perkosa Wanita usai Dibius, Kegiatan PPDS Anestesi di RSHS Disetop Imbas Kasus Cabul Dokter Priguna
-
Beda Reaksi Dedi Mulyadi Soal Lucky Hakim ke Jepang demi Anak vs Jeje Govinda Bawa Anak ke Kantor
-
7 Fakta Kasus Dokter PPDS Priguna Anugerah Pratama: Perkosa Korban Usai Dibius hingga Mau Bunuh Diri
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR