SuaraJabar.id - Kota Bandung Catatkan 16 Kasus Kematian akibat COVID-19, Mayoritas Belum Divaksin
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron menyampaikan, sejak tanggal 1 Januari hingga 16 Februari 2022, tercatat sudah ada 16 kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Bandung. Kebanyakan mereka belum divaksin.
"Data meninggal per 1 Januari sampai 16 Februari 2022 ada 16 orang yang meninggal," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (17/2/2022).
Asep mengatakan, pasien yang meninggal berada di rentang usia yang beragam, dari umur 16 tahun hingga 94 tahun. Berdasarkan informasi yang diterima Asep, mayoritas pasien yang meninggal memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Kalau lihat rekamnya, ada umur 16 tahun karena dia komorbid demam berdarah. Ada yang sudah lansia 94 tahun, ternyata komplikasi," katanya.
"Kalau digolongkan hampir 100 persen komorbid, 70 persen belum divaksin," katanya lagi.
Sebelumnya, Kasus harian Covid-19 di Kota Bandung menembus angka 1.100 kasus.
"Kemarin penambahan kasus per harinya 1.100 lebih," disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Rabu (16/2/2022).
Yana sempat mengakui, lonjakan kasus kini terjadi dipicu penyebaran Omicron, hingga sekitar 80 persen dari total kasus. Selain itu, sambung Yana, lonjakan kasus ini juga terlihat setelah meningkatkan penelusuran maupun pengetesan.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Mempawah Rendah, Sutarmidji : Apalagi yang Jadi Kendala?
"Gak pernah lebih dari 10 kasus, bahkan 2 minggu lalu hanya 100 kasus per hari, hari ini kemarin sudah 1.100 kasus, peningkatan memang luar biasa," katanya.
Lebih jauh Asep mengatakan, sejumlah hotel direkomendasikan untuk menjadi tempat isolasi berbayar bagi pasien bergejala ringan atau tanpa gejala.
Tujuannya, menekan tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit, sehingga bisa lebih banyak menampung pasien gejala sedang hingga berat. Kendati begitu, Asep enggan menyebutkan hotel-hotel yang dimaksud.
"Kita merekomendasikan beberapa hotel untuk menjadi tempat isoman berbayar. Kenapa berbayar? Karena di rumah sakit juga kan berbayar," katanya.
Asep menegaskan, pemerintah hanya menanggung biaya perawatan bagi pasien yang bergejala sedang hingga berat, termasuk yang ringan tetapi ada komorbid.
"Dihitung-hitung kemarin ternyata lebih murah berbayar di hotel daripada di rumah sakit. Bagi orang yang mampu bayar disarankan di hotel saja, nanti di hotel juga ada nakes (tenaga kesehatan) dan sebagainya," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Anggota Propam Pakai Mobil Mewah Pelat Palsu, Mau Hindari Tilang Elektronik?
-
Lawan Politik Uang! Pilkades Digital Resmi Bergulir di Karawang dan Indramayu
-
Pengkhianatan Terdalam, Bos Alfamart Heryanto Habisi Nyawa Karyawati Dina di Ruang Tamu Rumahnya
-
Bupati Purwakarta Panggil Langsung Ajudan yang Viral Selingkuh, Ini Pengakuan Y di Depan Om Zein
-
Geger Video Viral! Ajudan Bupati Purwakarta Diduga Selingkuh, Brimob Y Dipulangkan ke Polda Jabar