Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 23 Maret 2022 | 07:00 WIB
Pertunjukan reak jadi bagian aksi protes mahasiswa ISBI Bandung mengenai gedung mangkrak di kampus ISBI Bandung Jalan Buahbatu, Kota Bandung, Jumat (4/2/2022).[Suara.com/M Dikdik RA]

Mahasiswa Terlibat

Sementara itu, Ketua Keluarga Mahasiswa Teater (KMT) ISBI, Syahrul mengatakan, mahasiswa memilih untuk bergabung dengan gerakan forum dosen karena menganggap kampus juga seperti rumah. Mahasiswa juga berhak tahu dan terlibat dalam permasalahan di dalamnya guna memastikan hak pendidikan yang ideal.

"Mahasiswa ikut bersolidaritas. Kampus semacam rumah kita, kalau ada kotoran atau retak di dinding harus dibenahi, kalau tidak mungkin memang benar harus dibongkar," katanya.

"Kami merasa persoalan ini tidak hanya menjangkiti Pascasarjana tapi juga akan merambah pada persolan mahasiswa," katanya.

Baca Juga: Dikira Boneka Panda, Asep Syok Temukan Ini saat Mencari Ikan di Sungai Citarum

Syahrul mengakui bahwa ada upaya dari pihak rektorat agar mahasiswa tak merapat dengan aksi dosen. Tapi Syahrul beranggapan lain, mahasiswa harus terlibat sebab di lingkungan akademik mahasiswa harus kritis, rajin mempertanyakan persoalan.

"Jangan malah dibungkam, kami berhak tahu," tegas Syahrul.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ISBI Bandung, Gilang mengatakan, sebelum aksi Bongkar ketiga, mereka sempat menggelar demonstrasi pada aksi Bongkar kedua awal Februari lalu. Gilang mengaku sempat dichat oleh Rektor ISBI, diminta tak ikut-ikutan seperti dosen.

"Katanya, mahasiswa jangan ikut-ikutan, jangan terprovokasi oleh apa yang dilakukan forum dosen. BEM seharusnya bisa mengordinir," katanya.

Gedung Mangkrak

Baca Juga: Cemburu Pacar Dibonceng, Asep Bacok Dedi, Pelipis dan Lengan Terluka

Menurut Gilang, mahasiswa mempertanyakan kejelasan pembangunan gedung Galeri Seni yang sudah mangkrak bertahun-tahun. Gedung yang mulai dibangun sejak 2014 silam, berdiri empat lantai.

Sepengetahuan Gilang, setiap lantai akan difungsikan berlainan dari mulai ruang pameran, studio screening film dan sebagainya. Namun, delapan tahun berjalan pembangunan ternyata belum juga selesai.

Mahasiswa malah mendapat kabar jika gedung itu justru akan dirobohkan kembali karena ada masalah konstruksi. Informasi itu diketahui mahasiswa saat pertemuan antara organisasi-organisasi mahasiswa dengan Rektor ISBI, Prof. Een Herdiani, pada November 2021 lalu.

"Kami menuntut bagaimana Rektor bisa menyelesaikan permasalahan secara terbuka karena ini fasilitas kami," katanya.

Rachman Sabur turut mempertegas ihwal kejelasan gedung mangkrak tersebut. Tak hanya oleh mahasiswa, nasib gedung itupun turut dipertanyakan oleh kalangan dosen. Sepengetahuannya, pembangunan gedung mangkrak itu menelan hingga Rp 14 miliar.

Menurutnya, ketidakbecusan kampus mengurus gedung itu menjadi aib di ISBI atau ia menyebutnya sebagai bom waktu. Yang jika meledak, maka itu akan menjadi kabar sangat lugas bahwa ISBI sedang tidak baik-baik saja.

Load More