Mahasiswa Terlibat
Sementara itu, Ketua Keluarga Mahasiswa Teater (KMT) ISBI, Syahrul mengatakan, mahasiswa memilih untuk bergabung dengan gerakan forum dosen karena menganggap kampus juga seperti rumah. Mahasiswa juga berhak tahu dan terlibat dalam permasalahan di dalamnya guna memastikan hak pendidikan yang ideal.
"Mahasiswa ikut bersolidaritas. Kampus semacam rumah kita, kalau ada kotoran atau retak di dinding harus dibenahi, kalau tidak mungkin memang benar harus dibongkar," katanya.
"Kami merasa persoalan ini tidak hanya menjangkiti Pascasarjana tapi juga akan merambah pada persolan mahasiswa," katanya.
Baca Juga: Dikira Boneka Panda, Asep Syok Temukan Ini saat Mencari Ikan di Sungai Citarum
Syahrul mengakui bahwa ada upaya dari pihak rektorat agar mahasiswa tak merapat dengan aksi dosen. Tapi Syahrul beranggapan lain, mahasiswa harus terlibat sebab di lingkungan akademik mahasiswa harus kritis, rajin mempertanyakan persoalan.
"Jangan malah dibungkam, kami berhak tahu," tegas Syahrul.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ISBI Bandung, Gilang mengatakan, sebelum aksi Bongkar ketiga, mereka sempat menggelar demonstrasi pada aksi Bongkar kedua awal Februari lalu. Gilang mengaku sempat dichat oleh Rektor ISBI, diminta tak ikut-ikutan seperti dosen.
"Katanya, mahasiswa jangan ikut-ikutan, jangan terprovokasi oleh apa yang dilakukan forum dosen. BEM seharusnya bisa mengordinir," katanya.
Gedung Mangkrak
Baca Juga: Cemburu Pacar Dibonceng, Asep Bacok Dedi, Pelipis dan Lengan Terluka
Menurut Gilang, mahasiswa mempertanyakan kejelasan pembangunan gedung Galeri Seni yang sudah mangkrak bertahun-tahun. Gedung yang mulai dibangun sejak 2014 silam, berdiri empat lantai.
Sepengetahuan Gilang, setiap lantai akan difungsikan berlainan dari mulai ruang pameran, studio screening film dan sebagainya. Namun, delapan tahun berjalan pembangunan ternyata belum juga selesai.
Mahasiswa malah mendapat kabar jika gedung itu justru akan dirobohkan kembali karena ada masalah konstruksi. Informasi itu diketahui mahasiswa saat pertemuan antara organisasi-organisasi mahasiswa dengan Rektor ISBI, Prof. Een Herdiani, pada November 2021 lalu.
"Kami menuntut bagaimana Rektor bisa menyelesaikan permasalahan secara terbuka karena ini fasilitas kami," katanya.
Rachman Sabur turut mempertegas ihwal kejelasan gedung mangkrak tersebut. Tak hanya oleh mahasiswa, nasib gedung itupun turut dipertanyakan oleh kalangan dosen. Sepengetahuannya, pembangunan gedung mangkrak itu menelan hingga Rp 14 miliar.
Menurutnya, ketidakbecusan kampus mengurus gedung itu menjadi aib di ISBI atau ia menyebutnya sebagai bom waktu. Yang jika meledak, maka itu akan menjadi kabar sangat lugas bahwa ISBI sedang tidak baik-baik saja.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
Modus Baru Peredaran Narkoba Terbongkar di Bandara SIM, AG Asal Bogor Bawa 1 Kg Sabu
-
Ricuh! Acara Masak Besar Bobon Santoso di Bandung Panen Copet, Jurnalis Turut Jadi Korban
-
Ada Apa dengan Pekerja KAI? SP-KAI Bongkar Isu Kesehatan dan Keadilan di Depan DPR RI
-
BNI Gandeng BUMDes Yogyakarta untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Pemerataan Ekonomi Desa
-
Reaksi Kocak Anak Kecil Saat Ada Dedi Mulyadi Bicara Soal Barak Militer: Aku Mau Makan