Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 18 April 2022 | 04:16 WIB
ILUSTRASI - Petugas mengoperasikan alat berat untuk menghancurkan mobil angkutan kota (angkot) di halaman GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11/2021). Pemerintah Kota Bogor mengurangi secara bertahap operasional 147 angkot yang fungsinya digantikan oleh 49 Bus Kita Trans Pakuan dari program Buy The Service (BTS) Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan. [ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj]

SuaraJabar.id - Kemunculan trasnportasi daring seperti ojek online dan taksi online secata tak langsung menggerus pendapatan sopir dan pengusaha angkutan kota atau angkot.

Pendapatan sopir dan pengusaha angkot semakin melorot di masa pandemi Covid-19. Sejumlah pembatasan yang diterapkan pemerintah membuat penumpang mereka semakin jarang.

Di Bandung Raya, sopir dan pengusaha angkot mengaku kini juga merasa terancam dengan kehadiran Trans Metro Pasundan (TMP).

"Sekarang ada TMP, padahal sudah mau lumayan setelah pandemi. Jadi makin turun lagi pendapatan," kata Solihin, seorang sopir angkot Soreang - Leuwipanjang, Minggu (17/4/2022).

Baca Juga: Ciro Alves Mantap Pilih Nomor Punggung 77 di Persib

Jika dibandingkan dengan awal tahun 2000-an, Solihin mengatakan pendapatan sopir angkot menurun jauh. Bahkan penurunan mencapai 75 persen dibanding dengan sebelum ada DP motor murah, angkutan daring dan terakhir TMP yang memiliki jalur sama.

"Saya inginnya TMP tidak beroperasi, mohon pemerintah bisa memperhatikan nasib kami," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Video yang memperlihatkan seorang sopir angkot nampak memaki sopir Trans Metro Pasundan Koridor 2 rute Alun-alun Bandung - Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat viral di media sosial.

Aksi yang menjurus ke arah premanisme itu diketahui terjadi di halte SMAN 6 Cimahi, Jalan Gator Subroto pada Sabtu (16/4/2022). Tanpa sebab, angkot berwarna hijau jurusan Cimahi - Leuwipanjang itu menghadang di depan bisa Trans Metro Pasundan.

Sopir tersebut kemudian keluar dan memaki-maki pramudia bus Trans Metro Pasundan yang tengah membawa penumpang.

Baca Juga: Sudah Datangkan 4 Pemain, Persib Dipastikan Belum Berhenti Belanja

Bahkan, sopir yang mengenakan topi tersebut mengeluarkan kata-kata kasar hinga meminta penumpang turun.

Saat dikonfirmasi, Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan Kota Cimahi Ranto Sitanggang membenarkan adanya aksi penghadangan terhadap bus Trans Metro Pasundan. Bahkan menurutnya, aksi yang dilakukan sopir angkot tersebut sudah menjurus ke arah premanisme.

"Iya betul kejadiannya di halte Jalan Gator Subroto. Itu sudah mengarah ke premanisme," kata Ranto saat dihubungi Suara.com pada Minggu (17/4/2022).

Dikatakannya, pihaknya sedang melacak sopir angkot yang berlagak seperti preman tersebut. Apalagi angkot yang dibawanya ternyata tidak menggunakan plat nomor aslinya alias plat bodong.

Load More