Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 25 Mei 2022 | 20:14 WIB
ILUSTRASI - Tangkapan layar diduga geng motor serang warga di Medan. [Ist]

SuaraJabar.id - Psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI), Tika Bisono mempertanyakan kinerja polisi terkait adanya seorang petani di Kabupaten Indramayu, jawa Barat yang dianiaya oleh anggota geng motor menggunakan senjata tajam.

Ia menduga, salah satu penyebab adanya kekerasan yang dilakukan kelompok geng motor pada warga disebabkan oleh kurangnya optimalisasi tingkat keamanan dari pihak kepolisian seperti Polsek maupun Polres.

Seharusnya kata dia, dengan anggaran yang ada, mampu mengoptimalkan patroli wilayah, jangan hanya patroli di jam-jam tertentu sehingga dengan mudah terbaca oleh para pelaku kriminal.

"Kinerja polisi harus dipertanyakan, khususnya dalam pencegahan, harusnya ada patroli 24 jam, jangan hanya patroli di jam-jam tertentu saja. Anggarannya kan ada, saya pikir mampu untuk menerapkan patroli 24 jam," kata Tika saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga: Dikira Babi Ternyata Manusia, Begini Kronologi Peluru Nyasar Tembus Kaki dan Tangan Petani di Banjarnegara

Tika melanjutkan, polisi juga perlu meningkatkan komunikasi dengan masyarakat, seperti memperkuat di bidang siskamling, sehingga cepat mengatasi bila ada gelagat tidak baik atau akan melakukan tindak kriminalitas di wilayah masing-masing.

"Saya sudah sering katakan, hidupkan kembali siskamling, perkuat komunikasi polisi dan masyarakat, jadi mudah memantau kondisi dilapangan, jangan setelah ada kejadian baru polisi datang, harus lebih pintar dari para pelaku kejahatan," ujarya

Wanita yang juga penyanyi era 80-an ini menyebutkan, ada sisi psikologis masyarakat yang harus dipahami, jangan membalikan keadaan seolah-olah masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya tindak kejahatan jalanan, yaitu untuk selalu merasa aman, tentram, tidak takut dan terteror oleh ancaman kejahatan.

"Kalau sudah hilang kepercayaan terhadap kinerja Polisi, jangan salahkan masyarakat mengambil tindakan sendiri, ini jangan dibalik masyarakat yang harus memahami kinerja polisi. Misalnya, ada sistem seperti 911 di AS untuk laporan jika alami kejahatan. Di Indonesia ada belum populer. Sosialisasi?," imbuhnya.

Tika berharap kepolisian melibatkan psikolog dalam menyelesaikan permasalah yang melibatkan remaja. Hal ini, untuk mencegah terulangnya tindak kekerasan dimana pelakunya remaja atau dibawah umur.

"Anggota geng motor rata-rata remaja bahkan dibawah umur, dalam penyelesaian nya harus melibatkan psikolog, agar komunikasi lebih mudah, ini untuk mencegah terulangnua tindak kejahatan," pungkasnya.

Baca Juga: Ngeri! Seorang Petani di Indramayu Dianiaya Anggota Geng Motor hingga Bersimbah Darah

Sebelumnya, aksi koboi, diduga kelompok geng motor kembali terjadi di Cirebon. Aditio (21) warga Desa Suranenggala Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon meregang nyawa setelah dibacok oleh orang yang diduga geng motor.

Pembacokan tersebut terjadi pada Minggu (22/5/2022) dini hari sekitar pukul 01.00, korban saat itu sedang mengendarai sepeda motor dari arah Kota Cirebon menuju Suranenggala bersama temannya.

Sesampainya di Jalan Raya Gunung Jati, tepatnya di Desa Mertasinga korban dua pengendara sepeda motor tiba-tiba membacok korban dengan celurit. Akibat bacokan itu, korban mengalami luka yang cukup parah pada bagian kepala dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Gunung Jati.

Korban kekejaman geng motor di Cirebon itu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit, tetapi karena luka yang cukup parah, korban akhirnya meninggal dunia pada Minggu sekitar pukul 18.10 WIB.

Load More